Advertisement
17 Orang Tewas akibat Serangan AS di Suriah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Militer Amerika Serikat mengakui menyerang fasilitas di Suriah timur yang digunakan oleh milisi yang didukung Iran menyusul serangan roket baru-baru ini di lokasi pasukan AS di Irak.
"Atas arahan Presiden Biden, pasukan militer AS malam ini telah melakukan serangan udara terhadap infrastruktur yang digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran di Suriah timur," ujar juru bicara Pentagon, John Kirby dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (26/2)
Advertisement
"Serangan ini diotorisasi sebagai tanggapan atas serangan baru-baru ini terhadap personel Amerika Serikat dan Koalisi di Irak, dan ancaman yang sedang berlangsung terhadap personel tersebut," katanya.
Menurut Pentagon, jet tempur AS menjatuhkan tujuh bom presisi dipandu Joint Direct Attack Munition 500-lb dan mengenai tujuh sasaran, termasuk penyeberangan yang digunakan oleh kelompok bersenjata untuk memindahkan senjata melintasi perbatasan.
Kirby mengatakan serangan itu menghancurkan beberapa fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh sejumlah kelompok militan yang didukung Iran, termasuk Kata'ib Hezbollah (KH) dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS).
Laporan menyatakan bahwa serangan itu menargetkan pangkalan udara Imam Ali dekat Al Bukamal, sebuah daerah perbatasan dekat Irak.
Lembaga swadaya masyarakat Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan lebih dari 12 orang pejuang pro-Iran tewas.
“Serangan itu menghancurkan tiga truk yang membawa amunisi… Ada banyak korban. indikasi awal adalah bahwa sedikitnya 17 pejuang tewas, semuanya anggota Pasukan Mobilisasi Populer,” ujar direktur SOHR Rami Abdul Rahman.
Kelompok itu mengatakan semua korban tewas berasal dari Hashed al-Shaabi, sebuah organisasi payung yang mencakup KH dan KSS.
Langkah Amerika Serikat itu diambil setelah serangan hampir dua minggu lalu di pangkalan militer utama di dalam bandara di Erbil, yang menewaskan satu kontraktor sipil asing dan melukai sedikitnya sembilan lainnya, termasuk seorang tentara Amerika.
Pasukan asing yang dikerahkan sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS yang telah membantu Irak melawan kelompok bersenjata ISIL (juga dikenal sebagai ISIS) sejak 2014, ditempatkan di lokasi tersebut.
Sebuah kelompok bayangan yang menamakan dirinya Awliya al-Dam atau Penjaga Darah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan akan terus menyerang "pendudukan" pasukan Amerika Serikat di Irak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement