Advertisement
Pak Ganjar...Rob Naik, Banjir Semarang Makin Parah
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa hingga Jumat (26/02/2021) sore, banjir masih terjadi di beberapa wilayah di Kota Semarang.
Menurut data BPBD Provinsi Jawa Tengah hingga Jumat sore, banjir masih terjadi di 7 titik, yaitu di Kelurahan Genuksari, Kelurahan Kemijen, Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kelurahan Muktiharjo Lor, Kelurahan Gebangsari, Kelurahan Krobokan, dan Kelurahan Trimulyo.
Advertisement
Genangan masih terjadi dengan kedalaman rata-rata 30 – 60 centimeter. BPBD Provinsi Jawa Tengah masih bekerjasama dengan BPBD Kota Semarang untuk menangani masyarakat yang terdampak akibat banjir tersebut. BPBD Kota Semarang melakukan penyisiran lokasi banjir untuk melakukan pendataan. Sementara BPBD Provinsi Jawa Tengah melakukan evakuasi terhadap warga.
Berdasarkan pemantauan Bisnis-jaringan Harianjogja.com, banjir masih terjadi di Jalan Gajah Raya, Gayamsari dengan kedalaman 5 – 10 centimeter. Lalu lintas kendaraan terpantau ramai lancar. Pada persimpangan menjelang titik terjadinya genangan, masyarakat secara swadaya mengalihkan lalu lintas pengendara melalui jalan alternatif.
Meskipun pada hari Jumat cuaca di Kota Semarang cerah tanpa hujan ataupun awan mendung, banjir masih menggenangi beberapa wilayah. Bahkan, menurut Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Jawa Tengah, Dikki Rulli Perkasa, di kawasan pemukiman yang berbatasan langsung dengan laut, genangan banjir mengalami kenaikan.
“[Air] Robnya lagi naik sekarang. Jadi air yang kemarin belum surut sudah tergenang lagi karena rob,” jelasnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (26/2/2021).
Dia juga mengungkapkan bahwa BPBD telah mengerahkan tenaga bantuan untuk mendukung aktivitas warga. Mulai dari mengantar bahan makanan hingga mendukung mobilitas masyarakat dalam beraktivitas. Petugas BPBD saat ini lebih fokus di Kaligawe – Genuk untuk mendukung aktivitas warga.
BACA JUGA: Kapan Sekolah Tatap Muka di Gunungkidul Dimulai? Ini Kata Pemkab
Layanan dapur umum juga telah didirikan dengan total nasi bungkus yang dibagikan pada hari Jumat mencapai 725 bungkus.
“Sampai saat ini [layanan dapur umum] masih dipenuhi kawan-kawan [BPBD] Kota Semarang, karena pengungsiannya gak terlalu banyak. Cuma 50 kepala keluarga kalau dari data kami,” jelas Dikki.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyalurkan bantuan berupa 1.000 paket sembako dan alat kesehatan bagi masyarakat Jawa Tengah yang terdampak banjir. Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto menjelaskan bahwa bantuan tersebut diharapkan mampu meringankan beban masyarakat.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari program Kemendag Peduli. Selain di Jawa Tengah, bantuan juga diturunkan ke beberapa daerah di Indonesia.
“Kami menyerahkan paket-paket kebutuhan bahan pokok beserta alat kesehatan di Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Jawa Barat, bahkan sebelumnya juga di wilayah Bekasi,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement