Advertisement
Tekan Emisi, Kilang Pertamina Gandeng Mitra Global Kembangkan WSA
Kilang minyak lepas pantai. - Foto dibuat oleh AI - StockCake
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Upaya menekan emisi dan meningkatkan efisiensi energi terus dilakukan PT Kilang Pertamina Internasional melalui penjajakan teknologi Wet Gas Sulphuric Acid (WSA) bersama mitra global.
Teknologi WSA memungkinkan gas asam hasil proses kilang diolah kembali menjadi asam sulfat yang dibutuhkan berbagai industri, mulai dari pupuk hingga petrokimia. Selain itu, panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai uap, sehingga mengurangi konsumsi energi primer.
Advertisement
Dalam skema kerja sama, proyek WSA dirancang dengan model Build-Own-Operate-Transfer (BOOT). Topsoe berperan sebagai penyedia teknologi, SPCI HELM sebagai calon offtaker produk, dan Sumisaujana memimpin evaluasi teknis serta komersial
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman mengatakan, kerja sama ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi teknis dan komersial pengembangan teknologi WSA di kilang-kilang KPI. Menurutnya, industri energi saat ini menghadapi tekanan global untuk melakukan dekarbonisasi dan meningkatkan efisiensi energi, sehingga inovasi teknologi menjadi kebutuhan mendesak.
BACA JUGA
“Teknologi WSA mampu mengonversi gas buang kilang yang mengandung acid gas menjadi produk asam sulfat bernilai tinggi. Ini menjadi solusi atas tantangan lingkungan sekaligus peluang pengembangan bisnis hilir,” ujar Taufik dalam keterangan resmi, Selasa (23/12/2025).
Asam sulfat hasil proses WSA memiliki pasar luas di dalam negeri, mulai dari industri pupuk, kimia dasar, pertambangan, metalurgi, hingga petrokimia. Selain itu, proses WSA juga menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai uap (steam), sehingga meningkatkan efisiensi energi dan menekan emisi secara signifikan.
Dalam skema kerja sama ini, proyek WSA akan dijajaki dengan model Build-Own-Operate-Transfer (BOOT). Topsoe akan bertindak sebagai penyedia teknologi, SPCI HELM sebagai calon pembeli (offtaker) produk asam sulfat, sementara Sumisaujana memimpin evaluasi teknis dan komersial proyek. KPI sendiri menyediakan data teknis dan operasional, memfasilitasi kunjungan lokasi, serta mengevaluasi proposal pengembangan proyek.
CEO Sumisaujana, Encik Norazlam Bin Norbi menilai kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk memperluas peran perusahaan menjadi mitra solusi kilang yang terintegrasi di kawasan regional. Menurutnya, konversi gas asam kilang menjadi produk bernilai tambah mencerminkan pendekatan limbah menjadi nilai yang relevan dengan tuntutan industri saat ini.
Kolaborasi ini mempertegas komitmen KPI dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan yang selaras dengan tuntutan transisi energi dan ekonomi hijau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- MBG DIY Libatkan Lumbung Mataraman Bisa Jadi Contoh Nasional
- BLT Kesra Jangkau 92.000 Warga Kurang Mampu di Temanggung
- Kadin DIY Galang Dana dan Magang untuk Korban Banjir Sumatera
- Mabes Polri Larang Pesta Kembang Api Tahun Baru, Ini Alasannya
- THE 1O1 Yogyakarta Tugu Tegaskan Komitmen Pariwisata Berkelanjutan
- Kasasi Ditolak, Lurah Sampang Gunungkidul Dieksekusi 2 Tahun Penjara
- Perpustakaan Umum Bantul Raih Predikat A Akreditasi
Advertisement
Advertisement




