Advertisement
Sri Mulyani: Pemerintah Utang demi Bantu Rakyat
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020). - Kemenkeu RI
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menegaskan peningkatan utang pemerintah pada 2020 tidak terlepas dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan perekonomian Indonesia tertekan dalam.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan utang pemerintah yang meningkat ini disebabkan oleh defisit APBN yang melebar. Pemerintah mencatat defisit APBN pada 2020 mencapai Rp956,3 triliun atau 6,09 persen dari PDB.
Advertisement
Hal ini dikarenakan adanya peningkatan belanja yang signifikan, yaitu mencapai Rp2.589,9 triliun. Di sisi lain, pendapatan negara tercatat hanya mencapai Rp1.633,6 triliun.
“Untuk mengingatkan kembali kenapa kita ada tambahan utang, karena defisit yang melebar. Pertama untuk membantu rakyat, menangani Covid-19, dan membantu usaha, terutama UKM. Kedua, karena penerimaan negara sedang jatuh,” katanya dalam Raker bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (27/1/2021).
Sri Mulyani menjelaskan meski defisit APBN 2020 mengalami pelebaran, angka ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan defisit di negara lain.
Selain itu, menurutnya dari sisi ekonomi juga dapat merespon dengan cepat, tercermin dari kontraksi ekonomi Indonesia yang diperkirakan -1,7 hingga -2,2 persen pada 2020.
“Ekonomi kita cukup merespons dibanding negara lain yang bisa kontraksi -6 persen atau -10 persen,” jelasnya.
Sri Mulyani optimistis defisit APBN akan kembali mengecil di bawah level 3 persen pada 2023. Sesuai dengan Undang-undang No.2/2020, defisit APBN diperbolehkan berada di atas 3 persen dalam jangka waktu 3 tahun.
Bisnis mencatat realisasi pembiayaan utang pemerintah pada 2020 mencapai Rp1.226,8 triliun. Jumlah tersebut meningkat 180,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan total Rp437,5 triliun.
Realisasi ini pun mencapai 100,5 persen dari target yang dalam Peraturan Presiden (Perpres) 72/2020 sebesar Rp1.220,5 triliun. Peningkatan ini dilakukan untuk penanganan dampak Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
Advertisement
Kasus Kecelakaan Maut Palagan, Pengemudi BMW Dijatuhi Hukuman Penjara
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Memilih Alternatif Gula yang Aman untuk Kesehatan Harian
- Mauricio Sebut Laga Timnas U-17 Vs Brasil Bakal Jadi Ujian Berat
- PLN Jateng-DIY Genjot Pemerataan Akses Listrik Lewat Program BPBL 2025
- Soal Suksesi di Keraton Solo, Ini Kata Jokowi
- Selamatkan Ribuan THL, Pemkab Karanganyar Siapkan Opsi Outsourcing
- Dua Mantan Dirut Antam Dipanggil KPK, Ini Kasusnya
- 195 Beasiswa Green Engineering Dibuka untuk Mahasiswa RI
Advertisement
Advertisement



