Advertisement
Moderna dan Pfizer Klaim Efektif untuk Strain Baru Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Dua perusahaan bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan Jerman, Moderna dan Pfizer-BioNTech mengklaim, bahwa vaksin Covid-19 yang mereka ciptakan efektif untuk varian baru Virus Corona.
Dilansir dari New York Times, Selasa (26/1/2021), Moderna and Pfizer-BioNTech mengatakan pada Senin, bahwa vaksin mereka efektif melawan penyebaran strain baru yang terjadi di Inggris dan Afrika Selatan. Namun, kurang efektif untuk melindungi penyebaran varian baru di Afrika Selatan yang dinilai dapat menghindari antibodi dalam aliran darah.
Advertisement
Pernyataan tersebut disampaikan mengikuti pencabutan izin masuk bagi pelancong dari Afrika Selatan yang diteken oleh Presiden AS Joe Biden.
BACA JUGA : Vaksin Covid-19: Ini Bedanya Sinovac, Pfizer, dan Moderna
Untuk berjaga-jaga, Moderna mulai mengembangkan vaksin baru yang dapat digunakan sebagai dosis tambahan terhadap varian di Afrika Selatan. Perusahaan berencana melakukan uji untuk memberikan suntikan ketiga kepada pasien.
“Kami melakukannya hari ini untuk menjadi yang terdepan, jika perlu,” kata Tal Zaks, kepala petugas medis Moderna, dalam sebuah wawancara.
"Saya menganggapnya sebagai polis asuransi. Saya tidak tahu apakah kita membutuhkannya, dan saya rasa kita tidak butuh,” tambahnya.
Dalam keterangan persnya, Moderna menyatakan adanya penurunan enam kali dalam penetralan antibodi, protein pembunuh virus yang memainkan peran penting dalam sistem kekebalan, terhadap varian B.1.351 dibandingkan dengan varian lain.
Vaksin Versi Baru
Sementara itu, Chief Executive BioNTech Ugur Sahin mengatakan pada Senin (25/1/2021), bahwa perusahaannya sedang mencari informasi terkait dengan syarat uji klinis dan kajian keamanan dari sejumlah otoritas kesehatan di berbagai negara untuk vaksin versi baru yang dapat menangani varian baru di Afrika Selatan.
BACA JUGA : Simak Perbedaan Vaksin Covid-19 Buatan Oxford, Pfizer
Bahkan, perusahaan asal Jerman ini mengaku dapat mengembangkan vaksin versi baru hanya dalam 6 pekan.
Studi yang menunjukkan penurunan tingkat antibodi terhadap varian baru bukan berarti vaksin tersebut secara proporsional kurang efektif, kata Dr. Sahin.
Seperti diberitakan sebelumnya, Moderna telah mendapatkan izin pada Desember lalu dan telah digunakan oleh jutaan orang. Dalam studinya, vaksin Moderna memiliki efektivitas hingga 94 persen dalam mencegah penyakit simptomatik, dikutip dari Business Insider.
Namun, peneliti di dunia tengah mendapati meningkatnya sejumlah varian virus corona, salah satunya B.1.351 yang pertama kali teridentifikasi dari Afrika Selatan. Varian tersebut bahkan memiliki 10 mutasi pada spike protein (S protein), yang termasuk menjadi target vaksin Covid-19 Moderna.
BACA JUGA : Begini Perbandingan Tingkat Efikasi Vaksin: Antara Sinovac
Sementara itu, penasihat kesehatan senior Gedung Putih dan ahli penyakit menular Anthony Fauci mengatakan vaksin yang ada saat ini tetap efektif melawan strain baru.
"Bagaimanapun, kita perlu memastikan untuk memulai, dan sudah menyiapkan , jika perlu, meningkatkan vaksin,” kata Fauci.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Wali Kota Serang Kena Tilang Gegera Bonceng Anak Tanoa Helm
- Trump Minta Rusia Akhiri Perang Ukraina dalam 50 Hari atau Kena Tarif 100 Persen
- Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung Terkait Korupsi Chromebook
- Rencana Pembangunan Rumah Subsidi Tipe 18/25 Dibatalkan, Ini Alasan dari Menteri PKP
- 27 Juli, Penerbangan Moskow-Pyongyang Dibuka
- Situasi di Gaza Mengerikan, Sekjen PBB Desak Akses Bantuan Masuk
- 11 Korban Kapal Karam di Selat Sipora Ditemukan Dalam Kondisi Selamat
Advertisement
Advertisement