Advertisement
Pemerintah Mau Pakai Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM, Pakar: Tidak Praktis
Alat deteksi Covid-19 GeNose buatan UGM - SuaraJogja.id/HO/UGM
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Rencana pemerintah yang akan menggunakan alat Gadjah Mada Electric Nose Covid-19 atau GeNose C19 untuk skrining awal bagi pelaku perjalanan dinilai tidak akan efektif mencegah penularan Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra.
Hermawan mengatakan GeNose yang mendeteksi virus Covid-19 melalui hembusan nafas ini tidak praktis jika digunakan sebagai alat tes cepat jika nantinya ditetapkan sebagai syarat perjalanan.
Advertisement
"GeNose ini hemat kami tidak tepat kalau dipasang lalu dipakai di terminal, stasiun, bandara, atau apapun dengan tujuan membatasi ruang gerak, karena prasyaratnya cukup banyak, jadi tidak praktis dan tidak efektif, falsenya akan tinggi," kata Hermawan dikutip dari Suara.com--jaringan Harianjogja.com, Senin (25/1/2021).
Baca juga: Pembatasan Hampir Berakhir, Pelanggaran Prokes di Sleman Masih Bertebaran
Dia menjelaskan seseorang yang akan dites menggunakan GeNose tidak boleh mengonsumsi makanan menyengat atau merokok sebelum dites.
"Ini sangat sulit implementasinya di lapangan, yang namanya alat deteksi cepat atau rapid test itu harusnya praktis, simple, tidak banyak persyaratan. Jangankan orang disyaratkan, yang tidak disyaratkan saja belum tentu mampu ditangkap oleh peralatan yang ada," jelasnya.
GeNose sendiri menurutnya belum diakui bersama efektifitasnya secara klinis oleh para ahli, karena baru klaim sepihak oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
"Harus digali lagi secara teknis dari UGM," tegasnya.
Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa testing sebagai syarat perjalanan tidak akan mengendalikan pandemi, karena mobilitas orang tetap harus dibatasi.
"Ya kuncinya pemerintah harus membatasi mobilitas, prasyarat tidak efektif," tutup Hermawan.
Baca juga: Bupati Bantul Terpilih Abdul Halim Muslih Positif Terinfeksi Covid-19
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa GeNose akan disebar di setiap stasiun kereta Api mulai 5 Februari 2021, belum diketahui alat ini akan menggantikan Rapid Test Antibodi sebagai syarat perjalanan atau tidak.
Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menginginkan GeNose bisa disiapkan di fasilitas umum seperti mall, hotel, dan sebagainya.
Adapun pengambilan sampel dari GeNose C19 berupa embusan napas dan hasil tes dapat langsung diketahui hanya dalam waktu 3 menit. Tarifnya pun diperkirakan berkisar di Rp 20.000 untuk satu kali tes dengan akurasi diatas 90 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Jadwal Lengkap Misa Natal Gereja Katolik DIY 25 Desember 2025
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Wisatawan Pantai Gunungkidul Diminta Waspadai Rip Current
- All New Hyundai Nexo Raih 5 Bintang Uji Keselamatan Euro NCAP
- HUT ke-68 Pertamina, Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap
- BPBD Bantul Susun Rencana Kontingensi Tsunami 2026 sampai 2028
- IDC: Pasar Wearable Tumbuh 10 Persen, Huawei Kuasai Global
- Pemkab Gunungkidul Tuntaskan Normalisasi 2 Luweng Rawan Banjir
- ByteDance dan Oracle Bentuk Perusahaan Baru untuk TikTok AS
Advertisement
Advertisement



