Advertisement

Nakes Meninggal Terus Berjatuhan, IDI Minta Pemerintah Buka Data Pasien Covid-19 Sebenarnya

Newswire
Kamis, 17 Desember 2020 - 04:37 WIB
Bhekti Suryani
Nakes Meninggal Terus Berjatuhan, IDI Minta Pemerintah Buka Data Pasien Covid-19 Sebenarnya Ilustrasi mayat - Ist/Okezone

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Transparansi terkait dengan data pasien Covid-19 dinilai dapat mencegah kematian tenaga medis.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah membuka data pasien Covid-19. Menurut IDI, hal tersebut dapat mencegah kematian tenaga kesehatan karena virus Corona.

Advertisement

Ketua Umum IDI, dr Daeng M Faqih mengatakan, transparansi data penting untuk mempermudah deteksi penyakit dan menurunkan tingkat kematian tenaga kesehatan.

"Kami ingin pemerintah membuka data lengkap pasien Covid-19, karena ini untuk memudahkan deteksi. Kalau data ini tidak dibuka maka deteksi kesulitan, dan identifikasi kepada siapa yang tertular akan sulit dideteksi," ujar Daeng dalam pernyataannya pada acara webinar 'Tetap Lindungi Tenaga Medis dari Covid-19', Rabu (16/12/2020).

Menurutnya, maksud untuk pemerintah agar transparansi data pasien Covid-19 bukan berarti disampaikan secara terbuka kepada publik atau masyarakat, melainkan hanya diberikan kepada tenaga kesehatan terkait.

"Dengan identifikasi yang tidak dibuka dengan baik petugas kesehatan tidak mengerti siapa yang sakit, siapa yang tidak, sehingga petugas kesehatan banyak yang tertular dari orang-orang yang datang ke fasilitas kesehatan," jelas dia.

Dia menegaskan, bila pemerintah membuka data kasus Covid-19, maka penularan Covid-19 bisa segera dicegah.

Selain itu, tingkat penularan Covid-19 di fasilitas kesehatan dan tenaga medis juga dapat ditekan.

Padahal sejak Indonesia menyatakan adanya pandemi Covid-19, IDI bersama sejumlah organisasi profesi kesehatan lainnya telah meminta pemerintah membuka data kasus Covid-19.

Namun, pemerintah menolak dengan alasan khawatir menimbulkan kegaduhan.

"Pemerintah mempertimbangkan terjadi sedikit ricuh kalau data dibuka. Padahal maksud kami bukan dibuka secara umum tapi dibuka ke petugas-petugas terkait agar semua bisa terdeteksi," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Dokter Abal-abal Praktik di Sedayu Ditangkap, Tipu Pasien Rp538 Juta

Dokter Abal-abal Praktik di Sedayu Ditangkap, Tipu Pasien Rp538 Juta

Bantul
| Kamis, 18 September 2025, 15:27 WIB

Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Wisata
| Jum'at, 12 September 2025, 21:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement