Advertisement
Boyolali Siagakan 200 Relawan Bantu Warga Lereng Merapi
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI- Aktivitas Gunung Merapi meningkat dari waspada (level II) ke siaga (level III). Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah memberangkatkan 200 orang sukarelawan dari berbagai unsur disiagakan membantu warga di lereng Merapi.
Pihaknya bersama sukarelawan sejumlah 200 orang dari berbagai unsur akan bersiaga di sekitar kawasan rawan bencana (KRB) Merapi, kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, disela persiapan pemberangkatan surarelawan ke Merapi di Boyolali, Kamis (12/11/2020).
Advertisement
Menurut Kurniawan Fajar Prasetyo Merapi sejak dinaikan status dari waspada (level II) menjadi Siaga (level III), 5 November 2020 hingga kondisi saat ini, sudah terdapat warga dengan kategori kelompok rentan di KRB III yang dievakuasi ke tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) desa setempat.
Baca juga: Ini Dua Pedukuhan yang Jadi Prioritas Pembayaran Ganti Rugi Tol Jogja-Solo
"Kami salah satu persiapan lain, dengan mengevakuasi warga jika aktivitas Gunung Merapi meningkat," kata Kurniawan Fajar Prasetyo.
Kurniawan Fajar Prasetyo menjelaskan seluruh surarelawan tersebut akan mendatangi posko lapangan di Kecamatan Selo untuk menerjunkan 200 personel terkait dengan siaga Gunung Merapi.
Menurut dia, tugas dari para sukarelawan tersebut antara lain membantu distribusi logistik, membantu mengevakuasi masyarakat jika memungkinkan, membantu lalu lintas di jalur evakuasi, membantu di bidang kesehatan, dan lain sebagainya.
"Semua sukarelawan yang dikirim merupakan personel terbaik yang memiliki bidang keahlian tersendiri. Semuanya yang datang ke lokasi merupakan berspesialis khusus dan sudah kami terapkan dari awal," katanya.
Sebanyak 20 posko yang berada di Dukuh Stabelan, Bakalan dan Sepi ataua dukuh yang masuh KRB III Merapi akan dijaga oleh sukarelawan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Baca juga: Rawan Terjadi Penularan Covid-19, Perkantoran Harus Ketat Terapkan Protokol Kesehatan
Para sukarelawan tersebut, kata dia, sebelum bertugas ke lapangan di lereng Gunung Merapi, mereka terlebih dahulu menjalani tes cepat untuk memastikan tidak ada Corona virus Disease 2019 (COVID-19) di tubuhnya.
"Setiap pos di KRB III akan dijaga sebanyak 10 orang dengan keahlian masing-masing," katanya.
Menyinggung soal waktu tugas sukarelawan tersebut, pihaknya menyampaikan akan berlangsung hingga tanggal 31 Desember 2020. Setiap personel masing-masing akan digeser dari posko di lapangan dan posko induk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Sabtu 27 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement