Advertisement
Minat Pendaftar di Sekolah Kejuruan Masih Minim

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Peminat sekolah kejuruan atau vokasi dinilai masih minim. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kementerian Pendidikan agar bisa menelurkan sumber daya manusia yang matang lewat sekolah kejuruan.
Guru Besar UTB Iwan Pranoto mengatakan bahwa peminat sekolah vokasi saat ini masih lesu. Padahal pekerja dari lulusan sekolah vokasi sudah matang dari sisi skill dan bisa lebih siap menghadapi dunia kerja.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
" Yang saya soroti, kecakapan yang sifatnya pengembangan diri itu jadi bagian penting dari pendidikan vokasi," kata Iwan, Sabtu (11/7/2020).
BACA JUGA : SMK Kesehatan Sadewa Gandeng RRI dalam Progam Belajar
Lulusan vokasi, menurutnya juga lebih siap karena selain siap kerja juga soap belajar. Apalahi ilmu di dunia indistri selalu baru setiap tahun.
Kemudian, yang kemungkinan mengurangi minat pada sekolah vokasi adalah mahalnya biaya dalam pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi biayanya berkali lipat dari pendidikan umum.
"Maka tugas Dirjen berat untuk mengubah perspektif bahwa sekolah kejuruan itu tidak berhenti saat lulus, tapi akan ada kelanjutannya, yaitu di dunia kerja," ungkap Iwan.
Iwan menyarankan, agar vokasi bisa lebih diminati, perlu ada program-program selain kemudahan kerja bagi para lulusan.
"Di beberapa negara tetangga sudah diberlakukan. Jadi ada program multientry, jadi bisa masuk di tahun kedua atau ketiga, sudah bekerja bisa masuk lagi," tambah Iwan.
Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto mengatakan bahwa memang stigma pada sekolah vokasi perlu diubah.
"Inginnya nanti ada SMK fast track 4,5 tahun dengan lulusan D2. Lalu nanti bisa lanjut ke D4 masuk langsung di tahun ketiga," ungkap Wikan.
Hal ini, imbuh Wikan, menjadi PR bersama, juga agar bisa menjawab mengapa perlu masuk ke sekolah kejuruan, terutama di tengah perkembangan industri yang begitu cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
- Purnawirawan Penabrak Mahasiswa UI Ingin Nyaleg
- Jokowi dan Anies Baswedan Diduga Saling Sindir di Instagram
- Indonesia Tak Kena Resesi Seks! Angka Kelahiran Tembus 2,18 Persen
- Cerita Mbak Niken Klaten Hilang 2 Bulan: Motor Dibawa Cowok, Pulang Naik Ojek
- BPS Sulit Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem, Ini Alasannya!
Advertisement

Puluhan Juta Dianggarkan Kelurahan Gedongkiwo untuk Tangani Sampah
Advertisement

Ini Nih... Wisata di Solo yang Instagramable, Ada yang di Dalam Pasar!
Advertisement
Berita Populer
- Menpora: Perusuh di Sepak Bola Harus Ditangkap
- Toko Mebel di Prambanan Terbakar, Kerugian Capai Rp850 Juta
- Simak! Ini Cara Mudah Mengubah TV Analog ke Digital
- Minyak Goreng Minyakita Langka, Ini Siasat Pemerintah
- Beras, Minyak, Hingga Bawang Mulai Jadi Perhatian Serius Pemerintah
- Jokowi Tugaskan Satu Data Indonesia Kelola Data, Bagaimana dengan BPS?
- Ini Kriteria Wajib Pajak yang Tidak Harus Lapor SPT Tahunan
Advertisement
Advertisement