Advertisement

Faisal Basri Sindir Menteri Jokowi dalam Penanganan Covid-19

Newswire
Kamis, 14 Mei 2020 - 12:47 WIB
Sunartono
Faisal Basri Sindir Menteri Jokowi dalam Penanganan Covid-19 Foto ilustrasi. - ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pakar Ekonomi Faisal Basri mendukung sekaligus meminta pemerintah untuk memperbanyak tes Covid-19. Menurutnya hanya dengan tes, Indonesia dapat menang melawan Covid-19 dan ekonominya pulih. Hal tersebut disampaikanya dalam acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (13/5/2020) malam. Faisal Basri juga menyindir para menteri Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam acara tersebut.

"Pak Jokowi diminta mendisiplinkan menterinya enggak usah ngomong Covid deh kalau bukan bidangnya. Ngaco, udah hampir pasti ngaco," ujar Faisal.

Advertisement

Indonesia dalam menghadapi pandemi ini diibaratkan seperti kehilangan panglima perang. "Kalau menurut saya ini, kan ini menghadapi perang tapi panglimanya enggak jelas siapa. Tadi mbak Najwa tunjukkan itu semua menteri, menteri-menteri senior bicara selera masing-masing," kata Faisal kepada pembawa acara Najwa Shihab.

"Untuk Covid ini serahkan kepada panglima perang atau juru bicara panglima perang. Tapi justru panglima perangnya tidak jelas. Sidang kabinet itu justru yang presentasi bukan ahli epidemologi, tapi Menko," katanya.

Faisal mengemukakan bahwa prediksi ekonomi akan semakin memburuk jika penanganan pandemi tidak efektif. "Oleh karena itu saya sangat mendukung 1000 persen, tes, tes, tes," ucapnya.

Dengan tes Covid-19, Faisal yakin pemerintah akan mengetahui sejuah mana kekuatan virus itu. Sehingga dapat bertindak dengan efektif untuk menanggulangi. Ia berkata, "Tapi kalau kita bekerja, relaksasi tapi tidak ada tes, ya bencana."

"Jadi, tolong deh, masak 10.000 sehari. Kecepatannya lebih cepat virusnya daripada tes kita. Kita kalah dengan virus. Oleh karena itu jangan bermimpi kita bikin timeline kalau tidak sanggup," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Faisal juga mengingatkan bahwa penurunan jumlah kasus Covid-19 pun tidak menjanjikan situasi akan normal. Makanya, wacana relaksasi perlu benar-benar diperhatikan.

"[Relaksasi] disiapkan sih oke saja. Tapi relaksasi itu yang terjadi di seluruh dunia yang melakukan, entah Jerman, Spanyol, Italia, itu daily cases-nya turun, kematian turun, active cases mengalami penurunan walaupun komulatif kasusnya naik.

Faisal Basri memberi contoh Iran sebagai negara dengan curva kasus Covid-19 yang dianggap baik. Meskipun begitu, Iran akan menghadapi gelombang kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Profil dan Sepak Terjang Joko Pinurbo, Penyair Kenamaan yang Wafat di Usia 61 Tahun

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement