Advertisement
WHO Ingatkan Ancaman Gelombang Kedua Infeksi Virus Corona
 Lambang WHO di pintu utama kantor pusatnya di Jenewa, Swiss - Bloomberg/Stefan Wermuth
                Lambang WHO di pintu utama kantor pusatnya di Jenewa, Swiss - Bloomberg/Stefan Wermuth
            Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kewaspadaan ekstrim diperlukan ketika negara-negara mulai melonggarkan lockdown yang diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona baru. Musababnya, ada kemungkinan besar infeksi gelombang kedua Covid-19.
Jerman sebelumnya melaporkan percepatan infeksi virus Corona baru setelah mengambil langkah awal untuk mempermudah lockdown. Korea Selatan, negara lain yang telah berhasil membatasi infeksi virus, telah melihat wabah baru di klub malam.
Advertisement
"Sekarang kita melihat beberapa harapan ketika banyak negara keluar dari apa yang disebut lockdown ini," ujar Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO dikutip dari WKZO, Selasa (12/5/2020) . Namun, dia menambahkan bahwa kewaspadaan ekstrim diperlukan.
"Jika penyakit berlanjut pada tingkat rendah tanpa kapasitas untuk menyelidiki clusternya lebih lanjut, selalu ada risiko bahwa virus akan menyerang lagi," katanya.

Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers COVID-19 di Jenewa, Swiss, Senin (2/3/2020)./Bloomberg-Stefan Wermuth
Pemerintah di seluruh dunia sedang berjuang dengan pertanyaan tentang bagaimana membuka kembali ekonomi mereka sementara masih terdapat Covid-19, penyakit paru-paru yang disebabkan oleh virus corona baru. Ryan mengatakan dia berharap Jerman dan Korea Selatan akan dapat menekan cluster-cluster baru dan meningkatkan pengawasan mereka, yang menurutnya merupakan kunci untuk menghindari gelombang kedua yang besar.
"Sangat penting bagi kami untuk mengangkat contoh negara-negara yang bersedia untuk membuka mata mereka, sementara negara-negara lain berusaha melewati ini secara membabi buta."
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa pencabutan pembatasan itu "rumit dan sulit". Bahwa pencabutan lockdown dengan perlahan tetapi pasti adalah kunci melindungi diri dan masyarakat.
Tedros mengatakan bahwa Jerman, Korea Selatan dan China, yang telah melaporkan sebuah cluster baru di titik episentrum yang asli, Wuhan. "Sampai ada vaksin, langkah-langkah komprehensif adalah anjuran kami yang paling efektif untuk mengatasi virus," kata Tedros.
Dalam briefing itu, para pejabat WHO menekankan bahwa studi awal menunjukkan tingkat antibodi yang lebih rendah dari yang diharapkan terhadap penyakit dalam populasi umum, yang berarti bahwa sebagian besar orang tetap rentan. "Tampaknya ada pola yang konsisten sejauh ini sehingga sebagian kecil orang sejauh ini memiliki antibodi ini," kata Maria van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO.
| Baca Juga : Boris Johnson: Tidak Ada Jaminan Inggris Akan Menemukan Vaksin Corona | 
|---|
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prakiraan Cuaca di Jogja, Hujan Ringan, Jumat 31 Okt 2025
- ASEAN Tegaskan Tak Akan Kirim Pengamat ke Pemilu Myanmar
- MK Tolak Uji Materi Aturan Batas Usia Pemuda Jadi 40 Tahun
- Proses Dekontaminasi Radioaktif 22 Pabrik di Cikande Selesai
- Imbas Shutdown, Dana Perumahan Militer AS Dialihkan untuk Gaji Tentara
Advertisement
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja Malioboro-Tugu Jogja-Giwangan-Prambanan, 30 Okt
- Jadwal Layanan SIM Corner di Jogja, Kamis 30 Oktober 2025
- Sengketa Lahan Citra Rejodani Tuntas, Pengembang Beli Tanah
- Wates dan Sedayu Hari Ini Kena Giliran Pemadaman Listrik
- Jadwal Bus Sinar Jaya ke Bantul dan Gunungkidul, 30 Oktober 2025
- Baku Tembak di Rio, 132 Orang Tewas dalam Operasi Anti-Narkoba
- Tarif dan Jadwal DAMRI Semarang Jogja PP, Kamis 30 Okt 2025
Advertisement
Advertisement





















 
            
