Advertisement
WHO Ingatkan Ancaman Gelombang Kedua Infeksi Virus Corona

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kewaspadaan ekstrim diperlukan ketika negara-negara mulai melonggarkan lockdown yang diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona baru. Musababnya, ada kemungkinan besar infeksi gelombang kedua Covid-19.
Jerman sebelumnya melaporkan percepatan infeksi virus Corona baru setelah mengambil langkah awal untuk mempermudah lockdown. Korea Selatan, negara lain yang telah berhasil membatasi infeksi virus, telah melihat wabah baru di klub malam.
Advertisement
"Sekarang kita melihat beberapa harapan ketika banyak negara keluar dari apa yang disebut lockdown ini," ujar Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO dikutip dari WKZO, Selasa (12/5/2020) . Namun, dia menambahkan bahwa kewaspadaan ekstrim diperlukan.
"Jika penyakit berlanjut pada tingkat rendah tanpa kapasitas untuk menyelidiki clusternya lebih lanjut, selalu ada risiko bahwa virus akan menyerang lagi," katanya.
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers COVID-19 di Jenewa, Swiss, Senin (2/3/2020)./Bloomberg-Stefan Wermuth
Pemerintah di seluruh dunia sedang berjuang dengan pertanyaan tentang bagaimana membuka kembali ekonomi mereka sementara masih terdapat Covid-19, penyakit paru-paru yang disebabkan oleh virus corona baru. Ryan mengatakan dia berharap Jerman dan Korea Selatan akan dapat menekan cluster-cluster baru dan meningkatkan pengawasan mereka, yang menurutnya merupakan kunci untuk menghindari gelombang kedua yang besar.
"Sangat penting bagi kami untuk mengangkat contoh negara-negara yang bersedia untuk membuka mata mereka, sementara negara-negara lain berusaha melewati ini secara membabi buta."
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa pencabutan pembatasan itu "rumit dan sulit". Bahwa pencabutan lockdown dengan perlahan tetapi pasti adalah kunci melindungi diri dan masyarakat.
Tedros mengatakan bahwa Jerman, Korea Selatan dan China, yang telah melaporkan sebuah cluster baru di titik episentrum yang asli, Wuhan. "Sampai ada vaksin, langkah-langkah komprehensif adalah anjuran kami yang paling efektif untuk mengatasi virus," kata Tedros.
Dalam briefing itu, para pejabat WHO menekankan bahwa studi awal menunjukkan tingkat antibodi yang lebih rendah dari yang diharapkan terhadap penyakit dalam populasi umum, yang berarti bahwa sebagian besar orang tetap rentan. "Tampaknya ada pola yang konsisten sejauh ini sehingga sebagian kecil orang sejauh ini memiliki antibodi ini," kata Maria van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO.
Baca Juga : Boris Johnson: Tidak Ada Jaminan Inggris Akan Menemukan Vaksin Corona |
---|
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement