Advertisement
Penuturan Suami Almarhum Perawat di Ungaran yang Jenazahnya Ditolak Warga: Anak Trauma & Stres

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Beberapa waktu lalu sempat viral penolakan warga pasa pemakaman jenazah pasien seorang perawat yang positif Corona. Ketiga anak perawat di Ungaran tersebut sempat stres dan trauma. Ini lantaran jenazah sang ibu ditolak oleh warga Sewakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, ketika hendak dimakamkan.
Hal tersebut diungkap oleh suami almarhumah perawat Covid-19 Ungaran, Joko Wibowo. Meski trauma dan stres mengetahui jenazah Covid-19 sang ibu yang bekerja sebagai perawat di RSUP dr Kariadi Semarang ditolak oleh warga, anak-anak akhirnya menerima dan mencoba untuk ikhlas.
Advertisement
"Awalnya tentu stres dan trauma melihat ibunya seperti itu, merawat pasien sampai dia mengorbankan diri meninggal. Pertama trauma, saya sebagai orang tua mengedukasi dan akhirnya menerima bahwa manusia adalah sekedar hidup di dunia, Tuhan yang menentukan," ujar Joko Wibowo di acara Mata Najwa Trans 7, Rabu (15/4/2020).
Dia pun berharap agar ketiga anaknya yang berjenis kelamin perempuan ini tidak dikucilkan di lingkungannya. Joko Wibowo khawatir mereka akan dipandang negatif orang lain dan dijauhi.
"Saya berharap di kemudian hari anak-anak kami intinya tidak diisolasikan lagi oleh rakyat. Jangan sampai dikucilkan oleh teman-temannya. Mudaha-mudahan anak-anak saya menjadi teladan pendidkan yang baik [meski] tanpa ibu di sampingnya," pesan Joko Wibowo kepada Gubernur Ganjar Pranowo.
Akui Kecewa
Joko Wibowo mengaku kecewa atas tindakan penolakan jenazah sang istri yang berprofesi sebagai perawat di RSUP dr Kariadi Semarang karena terpapar Covid-19. Perasaan kecewa itu ditambah rasa rindunya kepada sang istri ketika dirawat di ruang isolasi rumah sakit yang mengakibatkan dirinya tak bisa bertemu dengan istrinya.
"Saya tentunya sangat kecewa saat itu. Tidak ketemu istri sekian lama, saya juga enggak ketemu anak-anak sampai saya akhirnya [dinyatakan] negatif Covidd-19. Akhirnya istri saya meninggal, saya hanya ingin menempatkan di liang lahat kok susah. Rasanya perih, sudah habis perasaan ini. Hanya satu keinginan cepat dapat tempat. Namun, ada beberapa orang yang menolak. Ittu rasanya sungguh-sungguh sakit sekali," keluhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement