Advertisement
Bagaimana Efektivitas Penyemprotan Disinfektan Secara Luas? Ini Penjelasan Dokter

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Penyemprotan disinfektan belakangan marak dilakukan masyarakat secara swadaya untuk mengendalikan penyebaran virus Corona.
Handrawan Nadesul, dokter yang dikenal di kalangan dekatnya dengan sapaan dokter Hans ini, mengatakan sekarang di mana-mana gencar penyemprotkan bahan disinfektans ke udara secara swadaya. Bahan disinfektannya juga dibuat sendiri, dengan aneka campuran.
Advertisement
Dokter Hans menyebutkan setiap negara mempunyai protokol tersendiri dalam membuat disinfektan.
"Semua tentu mengacu pada kemampuan zat yang dipakai, khususnya alkohol. Alkohol dikombinasi dengan zat lain, termasuk zat pembersih, dan sejenisnya yang mampu memusnahkan virus, selain kuman, dan jamur," ujar dokter Hans seperti tertulis di akun Facebook.
Lebih jauh dokter Hans menyampaikan ihwal penggunaan disinfektan selama ini bukan untuk membersihkan udara yang tercemar.
"Manfaat disinfektan setahu saya untuk bidang permukaan di lokasi-lokasi tertentu yang diperkirakan besar kemungkinan menjadi area pencemaran virus dan semua bibit penyakit, seperti rumah sakit, klinik, tempat praktik, dan semua fasilitas layanan medis. Bukan untuk membersihkan udara tercemar," ujarnya.
"Melihat pemakaian disinfectans sekarang, seolah hendak membersihkan udara, bahkan di area yang sama sekali tidak mungkin ada cemarannya karena tidak terkontamisasi sebagaimana di rumah sakit," ujar dokter Hans.
Lebih jauh dokter Hans melampirkan link video terkait penyebaran virus dari saluran napas seseorang. Video tersebut, menurut dokter Handrawan Nadesul,berasal dari postingan sejawatnya yakni dokter Samuel L. Simon. Adapun saat link tersebut dibuka, akan tampak seperti berikut:
Dokter Handrawan menambahkan berdasar video di atas, terlihat bagaimana virus menyebar dari saluran napas orang yang sedang bicara, batuk, dan bersin. "Hanya dalam hitungan beberapa detik, virus yang mungkin ada dalam saluran napas seseorang tersebar di udara, lalu jatuh ke lantai, melekat di dinding, atau di permukaan benda dan barang sekitar orang tersebut sejarak tak lebih dari 2 meteran bertahan di sana tak lebih dari 20 menitan saja," ujar dokter Hans.
Terkait video tersebut, dokter Hans menyebutkan pada permukaan lantai, dinding, benda dan barang sajalah yang memerlukan semprotan disinfektan di tempat-tempat publik. "Bukan ketika memasuki desa, di alam bebas," ujarnya. Jika hal itu tetap dilakukan, dokter Hans menilainya hanya tindakan yang sia-sia dan mubazir belaka.
"Kalaupun mau menyemprotkan juga hanya pada pakaian, rambut, dan kulit orang yang baru pulang bepergian atau dari transportasi apa saja, yang diperkirakan tercemar virus dari tempat umum. Bukan disemprotkan ke udara yang dalam hitungan detik aerosolisasi sudah jatuh ke tanah, dan belum tentu virusnya masih ada, atau masih hidup," tambahnya.
Dokter Hans menambahkan bahwa pembuatan disinfektan juga ada protokol bakunya. Dosisnya harus tepat, bila dosis berlebih bisa mengiritasi kulit, selain selaput lendir mucosa saluran napas, dan ini bersifat melemahkan.
"Disinfektan sebaiknya menjadi bagian dari personal hygiene, kebersihan perorangan. Sepulang bepergian, seluruh bagian tubuh mulai dari rambut, pakaian, kulit, sampai sepatu, semua berisiko tercemar Covid-19 bila kita baru memasuki area-area publik, apalagi area high touch di semua area layanan fasilitas kesehatan," ujar dokter yang akan segera meluncurkan buku tentang Covid-19 tersebut.
Lebih jauh, dokter Hans mengajak semua pihak lebih masuk akal dalam bertindak selama musim Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
Advertisement

Polda DIY Naikkan Status Kasus Dugaan Mafia Tanah Yang Menimpa Mbah Tupon ke Tahap Penyidikan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kejagung Sita Uang Rp479 Miliar Terkait Korupsi Duta Palma
- Puluhan Preman di Serang Diringkus Polisi, Paling Banyak Anggota Ormas
- Jawa Barat dan Riau Jadi Pilot Project Zero ODOL
- Pegadaian Edukasi Pegawai Istana Kepresidenan soal Investasi Emas
- Kemensos Sebut 66 Sekolah Rakyat Siap Berdiri Tahun Ini
Advertisement