Advertisement
Penghentian Sementara Kegiatan Umrah Tak Sebanding dengan Risiko Corona
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Seorang pengusaha perjalanan haji dan umrah mengatakan kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang menutup kegiatan umrah untuk sementara waktu tidak sebanding dengan ancaman nyata virus corona (COVID-19). Sebab virus itu telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia.
"Tentulah kita rugi, namun itu tidak sebanding dengan sakit yang dialami saudara kita yang mengidap virus corona, serta kesedihan yang dirasakan ribuan orang yang keluarganya meninggal dunia karena corona," kata Elly Lubis dalam pernyataan persnya yang diterima Antara di Jakarta, Minggu (1/3/2020).
Advertisement
Pengusaha travel haji-umrah yang sudah 17 tahun menjadi pembimbing haji-umrah ini mengatakan dirinya melihat kebijakan Pemerintah Arab Saudi itu dimaksudkan untuk menyelamatkan jutaan nyawa manusia di seluruh dunia.
Karena itu, setiap pihak perlu memahami kebijakan tersebut karena kalau dipaksakan berangkat bukan tidak mungkin warga Indonesia berpotensi tertular dan menjadi penular wabah yang telah merenggut nyawa ribuan orang tersebut, kata penulis buku umrah "backpacker" yang akrab disapa Mbak Butet ini. "Justru jika dipaksakan berangkat, kemudian membawa virus corona atau terkena virus corona akan menular kepada jamaah lain dari berbagai negara," katanya.
Elly memahami keresahan yang dialami para pengusaha umrah dan jemaah, namun jika melihat kebijakan tersebut secara komprehensif, sesungguhnya kebijakan tersebut bagian dari pencegahan dan juga untuk keselamatan jemaah.
"Ini bukan umrahnya dibatalkan, namun ditunda karena peristiwa luar biasa yang tidak kita duga sebelumnya. Ibaratnya seperti orang yang berniat shalat berjamaah di masjid, namun tiba-tiba ada hujan besar, Allah maha mengetahui dan membalas niat baik hambaNya," kata direktur PT Usaha Berkah Persada itu.
Menurutnya, dalam kaidah fiqih juga disebutkan, menjauhi kerusakan sebaiknya diutamakan ketimbang mendapatkan manfaat.
Sebagai langkah ke depan, Elly berharap, pihak maskapai penerbangan dapat menyediakan armada tambahan ketika pemerintah Saudi sudah membolehkan kembali penerbangan untuk umrah guna mengakomodir jemaah yang tertunda keberangkatannya. "Kalau boleh usul, jika Pemerintah Saudi sudah mencabut larangan, pihak maskapai menambah [jadwal penerbangan] pesawat sehingga ketertundaan pemberangkatan umrah yang dialami jamaah tidak terlalu lama," katanya.
Pemerintah Arab Saudi juga diharapkan mendorong kalangan pengusaha hotel, jasa katering, dan penyewaan bus untuk dapat memberikan jadwal ulang dan pengembalian biaya yang sudah dikirimkan mengingat para pengusaha travel haji-umrah mempunyai kondisi keuangan yang berbeda-beda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement