Advertisement
Kanada Laporkan Kasus Pertama Virus Corona dari Warga yang Baru Pulang dari Wuhan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Negara di luar China mulai melaporkan temuan kasus virus Corona di wilayah mereka. Kekinian, Kanada telah melaporkan temuan pertama kasus virus corona di Toronto.
Kepala Badan Kesehatan Ontario David Williams membenarkan bahwa seorang pria berusia 50-an dinyatakan positif menderita penyakit ini di kota terpadat di Kanada tersebut.
Advertisement
Pria tesebut sebelumnya melakukan perjalanan dari Wuhan, China, melalui Guangzhou, dan tiba di Toronto pada 22 Januari lalu pergi ke rumah sakit Sunnybrook pada hari berikutnya setelah merasa sakit. Kasus ini dikonfirmasi sebagai kasus positif dugaan. Pasien dalam kondisi stabil.
Pejabat akan menghubungi penumpang penerbangan yang berada dalam jarak 2 meter dari pasien di dalam penerbangan dari Guangzhou ke Toronto. Menteri Kesehatan Patty Hajdu berbicara kepada wartawan dalam jumpa pers hari Minggu untuk menegaskan kembali bahwa risiko penularan terhadap warga Kanada masih rendah.
"Meskipun risiko wabah virus corona di Kanada tetap rendah, saya mendorong warga untuk memberi tahu petugas kesehatan jika Anda telah bepergian ke daerah yang terkena dampak di China dan mengalami gejala seperti flu," kata Hajdu di Ottawa, seperti dikutip Bloomberg.
Kekhawatiran kecepatan penyebaran virus ke luar China meningkat. Di Kanada, kemiripannya dengan Sindrom Pernafasan Akut (SARS) telah meningkatkan ketakutan dan menjadi pengingat bahwa negara ini dalam posisi yang jauh lebih baik untuk menghadapi wabah yang pernah terjadi 17 tahun yang lalu.
Antara tahun 2002 dan 2003, SARS membunuh hampir 800 orang di seluruh dunia, dengan Toronto melaporkan jumlah kematian terbanyak di luar Asia hingga 44 orang. Pada saat itu, Kanada. khususnya Ontario, tempat sebagian besar kasus negara terjadi, dipandang tidak siap.
"Sejauh mana kita telah belajar dari SARS sangat luar biasa," kata Dr. Andy Smith, CEO Sunnybrook Health Sciences kepada wartawan.
Di luar ancaman kesehatan, masih ada kekhawatiran virus itu dapat menggagalkan pertumbuhan ekonomi Kanada, terutama melalui dampaknya terhadap ekonomi global. Pasar global telah dihantam oleh ketakutan karena virus, yang mengancam rantai pasokan serta pertumbuhan global.
Pada 23 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus corona sebagai darurat yang terbatas hanhya di China, bukan darurat kesehatan global. Namun, dengan jutaan orang bersiap untuk melakukan perjalanan selama Tahun Baru Imlek, negara-negara lain mengambil langkah mereka sendiri untuk memperlambat penyebaran penyakit ini.
Hingga saat ini, terdapat 2.102 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia dan 56 orang dilaporkan meninggal. Dari jumlah korban meninggal tersebut, sebagian besar korban memiliki kondisi kesehatan lain yang melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

26 Pembuang Sampah Liar di Bantul yang Terekam CCTV Belum Ditindak, Ini Alasannya
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement