Advertisement

Promo Desember

Januari 2020, Boeing Co Hentikan Produksi Pesawat B-737

John Andhi Oktaveri
Selasa, 17 Desember 2019 - 08:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Januari 2020, Boeing Co Hentikan Produksi Pesawat B-737 Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019). - Reuters/Lindsey Wasson

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Mulai Januari 2020, Boeing Co akan menghentikan produksi pesawat komersial jenis B-737 setelah operasi pesawat terlaris jenis MAX dibekukan akibat dua kecelakaan fatal dalam lima bulan. Sebelumnya pembekuan operasi direncanakan akan  berakhir pada tahun depan.

Keputusan itu  tampaknya akan mempengaruhi rantai pasokan global dan ekonomi AS.

Advertisement

Keputusan yang dibuat oleh Dewan Direksi  Boeing setelah pertemuan dua hari di Chicago tersebut mengikuti berita minggu lalu bahwa Administrasi Penerbangan Federal (FAA) tidak akan menyetujui dimulainya layanan pesawat sebelum 2020.

Akan tetapi Boeing tidak akan memberhentikan karyawan selama pembekuan produksi, menurut keterangan perusahaan seperti dikutip Reuters, Selasa (17/12).

Pesawat jenis B737 MAX telah dikandangkan sejak Maret lalu setelah dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia menewaskan 346 orang dalam waktu lima bulan. Insiden itu membuat pabrik pesawat kehilangan lebih dari US$9 miliar sejauh ini.

Sampai sekarang Boeing terus memproduksi pesawat jet jenis 737 MAX dengan kecepatan 42 unit per bulan dan membeli suku cadang dari pemasok dengan hingga 52 unit per bulan, meskipun pengiriman dibekukan sampai regulator menyetujui pesawat untuk terbang secara komersial lagi.

Menghentikan produksi akan mengurangi tekanan besar pada aliran uang untuk sekitar 375 pesawat yang tidak terkirim, tetapi berisiko menyebabkan masalah industri ketika Boeing mencoba untuk kembali beroperasi normal, menurut sumber-sumber industri. Sedangkan rantai pasokan berada di bawah tekanan karena permintaan dan perubahan yang cepat dapat menyebabkan masalah.

Pada tahun 1997, Boeing mengeluarkan dana hingga US$2,6 miliar termasuk ratusan juta dollar untuk menangani inefisiensi pabrik setelah dipaksa untuk menangguhkan produksi Boeing 737 dan Boeing 747 karena masalah rantai pasokan.

Selain kena tambahan biaya untuk 737 MAX, gangguan pada produksi juga dapat mengakibatkan PHK atau cuti dari Sebagian dari 12.000 pekerja di pabrik Boeing 737 di selatan Seattle. Akan tetapi Boeing menyatakan akan melanjutkan produksi jenis P8 dari versi militer 737.

Saham Boeing ditutup turun 4% kemarin dan kemudian melemah lagi turun 1%. Sedangkan saham Spirit AeroSystems Holdings Inc, pemasok terbesarnya, ditutup turun 2%.

Spirit, yang membuat badan pesawat MAX bersama dengan bagian-bagian lain, menyatakan akan bekerjasama dengan Boeing untuk memahami setiap perubahan pada tingkat produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tekan Angka Kematian Ibu-Bayi, RSUD Wonosari Luncurkan Layanan Persalinan Murah & Berkualitas

Gunungkidul
| Minggu, 22 Desember 2024, 17:47 WIB

Advertisement

alt

Kedai Rukun, Kesederhanaan Justru Jadi Andalan

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 13:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement