Advertisement
Hasil Studi, Ada Anak Muda Sangat Tergantung pada Smartphone, Panik saat Tak Diberi Akses
Senin, 02 Desember 2019 - 09:37 WIB
Nina Atmasari
Dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019). Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Badan Usaha Tetap (BUT) untuk mengejar pemasukan pajak dari perusahaan asing yang berbasis di luar negeri namun bertransaksi dan memperoleh penghasilan di Indonesia termasuk perusahaan-perusahaan besar 'Over The Top' (OTT) atau daring seperti Google, Facebook, Youtube dan lain-lain. - ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Psikiatris dari King's College London melakukan penelitian yang hasilnya menyebutkan hampir seperempat anak muda sangat tergantung pada smartphone mereka hingga hal ini menjadi seperti kecanduan.
Penelitian itu juga menerangkan perilaku adiktif ini membuat anak muda menjadi 'panik' atau 'kesal' jika mereka tidak dapat mengakses smartphone-nya.
Millenial dan gen Z terutama juga tidak dapat mengontrol waktu yang mereka habiskan untuk mengakses smartphone-nya. Dikutip dari BBC, studi ini seperti sebuah peringatan bahwa kecanduan smartphIone memiliki 'dampak serius' bagi kesehatan mental.
Penelitian yang diterbitkan dalam BMC Psychiatry tersebut menganalisis 41 studi yang melibatkan 42.000 anak muda dalam investigasi terhadap 'penggunaan smartphone yang bermasalah'.
Studi ini menemukan 23 persen millenial dan gen Z memiliki perilaku yang konsisten dengan kecanduan smartphone seperti kegelisahan jika tidak dapat menggunakan smartphone, tidak mampu memoderasi waktu yang dihabiskan dan menggunakan ponsel hingga melupakan aktivitas lain.
Perilaku adiktif seperti itu dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti stres, suasana hati yang tertekan, kurang tidur dan menurunnya prestasi akademik.
"SmartIphone perlu dikontrol penggunaan dan kebutuhannya karena adanya prevalensi penggunaan smartphone yang bermasalah," kata salah satu penulis laporan, Nicola Kalk, dari Institute of Psychiatry, Psychology and Neuroscience di King's College London.
"Kami tidak tahu apakah smartphone itu sendiri yang dapat membuat ketagihan atau aplikasinya yang membuat ketagihan," sambungnya.
Namun demikian, lanjutnya, kesadaran publik tentang penggunaan smartphone pada anak-anak dan remaja, dan orang tua harus mulai meningkat terutama daei segi durasi yang dihabiskan anak muda mengakses ponsel mereka.
Meski begitu, Amy Orben, peneliti di MRC Cognition and Brain Sciences Unit di University of Cambridge, mengingatkan hubungan sebab akibat antara penggunaan smartphone dan gejala depresi masih memerlukan studi lebih lanjut.
"Telah ditunjukkan sebelumnya bahwa efek smartphIone bukan satu arah, tetapi suasana hati itu dapat memengaruhi durasi penggunaan smartIphone juga," kata Dr Orben.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Wisata
| Senin, 29 Desember 2025, 19:37 WIB
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Tahun Baru, Bantul Ajukan Tambahan Elpiji 3 Kg
- PSIM Jogja Ditahan Imbang PSBS Biak 2-2, Kartu Merah Warnai Laga
- Nvidia Siap Kirim 80.000 Chip AI H200 ke Tiongkok
- Malam Tahun Baru 2026, Kulonprogo Tanpa Pesta Kembang Api
- Tren Pengasuh Anak Berbahasa Asing di Jepang, Tarif Rp5,6 Juta
- IBM Wanti-wanti Risiko Shadow AI pada Keamanan Siber 2026
- Arab Saudi Tangguhkan Perusahaan Umrah yang Telantarkan Jemaah
Advertisement
Advertisement




