Advertisement
Tantangan Terberat Mahfud MD: Koordinasi Tito, Prabowo, dan Yassona

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menunjuk Mahfud MD sebagai Menko Bidang Polhukam. Mahfud akan mengoordinasi Prabowo Subianto di Kementerian Pertahanan, Tito Karnavian di Kemendagri, dan Yasonna Laoly di Kemenkumham.
Pengamat Sosiologi Politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun menilai bahwa kabinet Jokowi kali ini mengakomodir keragaman kekuatan politik dan latar belakang sosial para menterinya.
Advertisement
Khusus di bidang Polhukam, Menurut Ubed, terdapat satu tantangan besar bila melihat komposisi menterinya. Tantangan itu harus diterima Mahfud sebagai menteri koordinator.
Pasalnya, kata Ubed, tidak mudah bagi Mahfud untuk mengkoordinasikan tiga menteri yang berada dalam rantai koordinasinya. Pasalnya, kata Ubed, ketiga menteri yang berada di bawah Mahfud punya dugaan rekam jejak yang perlu menjadi catatan.
Untuk Prabowo, kata Mahfud, dia mempunyai beban sejarah pada 1998. Mantan Danjen Kopassus ini diduga terlibat dalam penculikan aktivis reformasi dan mahasiswa.
"Mahfud mungkin bisa dilengkapi oleh Prabowo sebagai menteri pertahanan. Namun demikian Prabowo punya beban sejarah pada 1998," kata Ubed kepada Bisnis, Rabu (23/10/2019).
Menurut Ubed dua menteri lainnya juga tidak terlepas dari persoalan masa lalu. Yasonna misalnya, namanya pernah masuk dalam surat dakwaan kasus korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).
Di akhir masa jabatannya sebagai Menkumham periode pertama, Yasonna juga sempat jadi 'musuh bersama' mahasiswa dan masyarakat sipil yang menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Revisi UU KPK.
Kemudian Tito juga punya sejarah terkait dengan buku merah milik pelaku suap kasus uji materi UU Peternakan dan Kesehatan. Buku merah itu disebut-sebut berisi aliran duit ke sejumlah pejabat termasuk Tito.
"Disaat yang sama ketiga mentri tersebut semuanya secara historis pernah dihubung-hubungkan tersangkut berbagai persoalan dari soal kejahatan kemanusiaan, soal dokumen KPK, dan soal pelemahan KPK," katanya.
Atas dasar itu, kata Ubed, tantangan terbesar bagi Mahfud adalah mengkoordinasikan Yasonna, Tito, dan Prabowo dalam merumuskan regulasi yang antisipatif adaptif dan aspiratif sesuai perkembangan zaman.
"Serta menangani berbagai persoalan kejahatan kemanusiaan masa lalu hingga 5 tahun pemerintahan Jokowi, serta problem konflik sosial yang terus terjadi di beberapa daerah dan terakhir di Papua," kata Ubed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Disdik Sleman Berharap Kursi Yang Ditinggalkan Dapat Terisi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sumbangan 10.000 Ton Beras dari Indonesia Tidak Bisa Masuk ke Gaza, Menlu Ungkap Penyebabnya
- Pakar Hukum Sebut Revisi UU Pemilu Wajib Memasukkan Putusan MK
- Suap ke Mbak Ita Demi Mendapat Proyek, Ketua Gapensi Semarang Dituntut 5 Tahun Penjara
- Kementerian Hukum Tegaskan Pembayaran Royalti Jadi Tanggung Jawab Penyelenggara Acara, Bukan Penyanyi
- Kementrans Berjanji Tuntaskan Penerbitan SHM 129.553 Bidang Lahan Transmigran
- Presiden Prabowo Subianto Sebut Wisma Danantara Indonesia sebagai Rumah Besar Investasi
- Bobby Nasution Siap Diperiksa Terkait Korupsi di Dinas PUPR Sumut, Begini Respons KPK
Advertisement
Advertisement