Advertisement
Wow, Popok Bisa Disulap Jadi Pupuk
Fermentasi pampers untuk pupuk. - Isrimewa
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Popok atau diaper sering dianggap dianggap momok karena perlu waktu 100 tahun untuk bisa terurai.
Namun demikian, dalam acara Kongres Sampah Jateng pada Sabtu (12/10/2019), kelompok Pampers Mania memamerkan inovasinya berupa fermentasi diaper yang bisa digunakan sebagai pupuk.
Advertisement
Dadang Prakoso, personel Pampers Mania (Pampers adalah salah satu merek popok), menjelaskan dengan fermentasi, popok tersebut tanaman hanya memerlukan disiram sepekan sekali. Pasalnya, fermentasi diaper mengandung senyawa yang mengikat cairan.
“Untuk takaran seperti halnya dengan pupuk lain. Bisa secara kuantitas ditambah atau diberikan secara periodik,” jelasnya, Sabtu (12/10/2019).
Fermentasi tersebut dibuat dari beberapa bahan dasar, yakni air kelapa sebanyak 2 liter ditambah gula 50 gram, probiotik 100 ml, dan terasi satu sendok teh.
Untuk diaper yang diambil adalah bagian gel yang ada di dalamnya. Dadang mengatakan untuk membuat pupuk, campur seluruh bahan selama 24 jam, kemudian masukkan gel diaper.
“Diamkan maksimal 14 hari. Tutup rapat dan diberi selang untuk tanda fermentasi. Untuk dijadikan pupuk ditambah urin sapi,” imbuhnya.
Sementara itu, diaper yang telah dimasukkan sebagai bahan fermentasi bisa dijadikan media tanam dengan perbandingan 1 banding 4 dengan tanah. Dia menjelaskan fermentasi diaper tersebut merupakan hasil penelitiannya selama dua bulan.
“Yang sudah kami uji selama tanaman bunga dan sayuran. Sangat efektif pertumbuhannya,” paparnya.
Di acara Kongres Sampah tersebut memang dipamerkan puluhan inovasi pengolahan maupun pemanfaatan sampah. Selain fermentasi diaper, juga dipamerkan bahan bakar dari sampah plastik, kotoran sapi, dan enceng gondok.
Selain aktivis dan kelompok masyarakat, inovasi pengolahan sampah juga dipamerkan oleh siswa. Siswa SMK Munadi Ungaran mengeluarkan inovasi Insirok atau Insektisida Sisa Rokok, dan Inselicata atau Insektisida Limbah Cair Tahu.
“Insektisida ini bukan untuk membunuh hama seperti insektisida lain. Karena dengan membunuh akan memutus rantai organisme. Insektisida ini akan membuat hama yang menyerang tanaman tidak akan kembali," jelas salah satu siswa SMK Munadi Ungaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- ASEAN Tegaskan Tak Akan Kirim Pengamat ke Pemilu Myanmar
- MK Tolak Uji Materi Aturan Batas Usia Pemuda Jadi 40 Tahun
- Proses Dekontaminasi Radioaktif 22 Pabrik di Cikande Selesai
- Imbas Shutdown, Dana Perumahan Militer AS Dialihkan untuk Gaji Tentara
- Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
Advertisement
Ini Peta Kerawanan Potensi Bencana Hidrometeorologi di Gunungkidul
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 30 Oktober 2025
- Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, 30 Oktober 2025
- BMW R18 Paus Terjual Rp2,2 Miliar di Lelang Amal
- Jadwal KA Prameks, Kamis 30 Oktober 2025
- Yandex Search AI, Cara Akses Mesin Pencari Cerdas Bertenaga LLM
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Kamis 30 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement




