Advertisement
Jelang Balapan Formula 1, Kualitas Udara di Singapura Memburuk
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Menjelang digelarnya balapan Formula 1 akhir pekan ini, kualitas udara di Singapura dilaporkan menyentuh level tidak sehat.
Indeks standar polutan naik ke level 107 pada Rabu pagi (18/9/2019) waktu setempat, level yang dianggap tidak sehat oleh Badan Lingkungan Nasional (National Environment Agency/NEA) Singapura.
Advertisement
NEA menyarankan para warga untuk mengurangi aktivitas fisik yang berat dan berkepanjangan di luar ruangan. Siapapun yang menderita penyakit paru-paru atau jantung kronis bahkan harus menghindari kegiatan-kegiatan seperti itu.
Lapisan tebal asap dan abu akibat pembakaran ilegal untuk membuka lahan perkebunan di wilayah Indonesia telah menyelimuti sebagian kawasan Asia Tenggara dalam dua pekan terakhir.
Kabut asap terus menyebabkan gangguan lalu lintas udara. Total 67 penerbangan dari tiga bandara di Samarinda, Sampit, dan Berau di Kalimantan dibatalkan pada Rabu (18/9/2019) karena berkurangnya jarak pandang, menurut AirNav.
Tak hanya menyebabkan gangguan lalu lintas udara, kondisi ini memunculkan laporan ribuan kasus penyakit pernapasan akut.
Menurut data polusi IQAir AirVisual, kota Kuala Lumpur dan Kuching di Malaysia, Singapura, dan Jakarta memiliki kualitas udara terburuk di antara kota-kota besar di dunia.
Pada Selasa (17/9), negara bagian Malaysia, Selangor, dekat Kuala Lumpur, menutup 145 sekolahnya, ketika polusi udara mencapai kisaran level "tidak sehat" dan "sangat tidak sehat", menurut sebuah pernyataan dari departemen pendidikan Malaysia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan otoritas untuk menindak tegas individu ataupun perusahaan yang bertanggung jawab atas terciptanya hotspot (titik api).
Jumlah titik api di Indonesia turun menjadi 2.719 pada hari ini, Rabu (18/9) dari 2.984 pada Selasa (17/9). Terdapat 1.425 titik api di Sumatra dan 732 titik api di Kalimantan.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan kebakaran hutan telah mempengaruhi 328.724 hektar hutan dan lahan pertanian tahun ini.
Presiden Jokowi juga mengarahkan BNPB untuk memperluas cakupan hujan buatan, meskipun pihak otoritas telah mengerahkan 5.600 tentara dan petugas pemadam kebakaran tambahan.
Musim hujan di daerah yang paling parah terkena dampak asap diperkirakan tidak akan terjadi hingga pertengahan Oktober. Jadi, satu-satunya solusi jangka panjang untuk memadamkan kebakaran hutan adalah melalui hujan buatan, menurut BNPB pada Selasa (17/9).
Namun, mengingat partikel asap mencegah pembentukan awan, badan ini berencana untuk menaburkan sekitar 40 metrik ton kalsium oksida untuk memecah partikel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perahu Nelayan di Kulonprogo Terbalik, 2 Nelayan Selamat
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Banyak Orang Hilang Sejak Aksi Demo, Polda Buka Posko Pengaduan 24 Jam
- Respons 7 Desakan Darurat Ekonomi, Luhut Temui Aliansi Ekonom
- Pembunuh Charlie Kirk Dikabarkan Memiliki Riwayat Penyakit Mental
- Awal 2026, Indonesia Terima 3 Pesawat Tempur Rafale
- Kemenkes Akui Hadapi Tantangan Berat dalam Penanganan KLB Campak
- Presiden Nepal Bubarkan Parlemen, Pemilu Dijadwalkan Maret 2026
- Yusril Nilai Tim Pencari Fakta Penting untuk Ungkap Dalang Kerusuhan Demo
Advertisement
Advertisement