Advertisement

Mbah Rono: Peningkatan Akitivitas Gunung Slamet Tak Perlu Dikhawatirkan

Newswire
Senin, 16 September 2019 - 12:27 WIB
Sunartono
Mbah Rono: Peningkatan Akitivitas Gunung Slamet Tak Perlu Dikhawatirkan Suasana Gunung Slamet terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (9/8/2019). - Antara Foto

Advertisement

Harianjogja.com, PURWOKERTO--Pakar geologi Surono menilai peningkatan aktivitas Gunung Slamet yang berada di antara Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal, Jawa Tengah, bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

"Saya dari dulu ngomong Gunung Slamet, slamet [selamat] orangnya, slamet gunungnya, begitu saja. Enggak sesuatu yang harus dihebohkan atau dikhawatirkan," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (16/9/2019).

Advertisement

Pria yang akrab disapa Mbah Rono itu mengatakan kondisi Gunung Slamet setiap kali mengalami peningkatan aktivitas memang seperti sekarang ini.

Dalam hal ini, aktivitas kegempaan Gunung Slamet yang berstatus waspada (Level II) sejak tanggal 9 Agustus 2019 cenderung menunjukkan gempa embusan dan tremor menerus.

"Paling nanti kalau meletus [berupa] semburan-semburan material pijar, tidak perlu dikhawatirkan," katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya periodisasi dalam peningkatan aktivitas Gunung Slamet, dia mengatakan hal itu bisa saja terjadi dan bisa juga tidak ada periodisasi.

Berdasarkan catatan, Gunung Slamet pernah mengalami peningkatan aktivitas pada tahun 2008-2009 dan setelah kembali normal, aktivitasnya kembali meningkat pada tahun 2014 dan selanjutnya kembali normal hingga akhirnya meningkat lagi pada tahu 2019.

"Nyatanya Gunung Merapi biasanya dua tahunan-empat tahunan, ya sampai sekarang dari tahun 2010 ya begini-begini saja lah. Ya bergantung gunungnya saja, bisa empat tahunan, bisa ini, tergantung lah karena yang namanya alam itu ya, boleh dikatakan seperti itu, boleh dikatakan ya karepnya gunungnya kapan meletusnya, begitu saja," kata mantan Kepala Badan Geologi itu.

Saat dihubungi secara terpisah, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Sukedi mengatakan aktivitas Gunung Slamet sejak berstatus waspada (Level II) pada tanggal 9 Agustus 2019 hingga saat ini masih fluktuatif.

"Kondisinya masih flutuatif. Dalam kondisi seperti ini, berarti aktivitas masih sedang berlangsung dan kita masih mengikuti kondisi seperti ini, apakah yang akan terjadi," katanya.

Ia mengakui sejak Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas, pihaknyanya harus lebih intensif melakukan pengamatan ketika amplitudo tremor menerusnya naik seperti sekarang.

Akan tetapi ketika amplitudo tremor menerusnya turun, kata dia, hal itu bukan berarti normal karena bisa jadi sebagai suatu langkah gunung api tersebut dalam meningkatkan aktivitasnya, apakah akan diakhiri dengan sebuah letusan ataukah kembali ke normal.

Dia mengakui jika dalam beberapa hari terakhir, amplitudo tremor menerus yang terjadi di Gunung Slamet dominan pada angka 0,5 milimeter dan pada hari Senin (16/9), pukul 00.00-06.00 WIB, dominan 2 milimeter.

"Sejak peningkatan aktivitas, amplitudo tremor menerus tertinggi sempat mencapai 5 milimeter. Kami ikuti terus perkembangannya dan sampai saat ini, Gunung Slamet masih berstatus waspada," katanya.

Lebih lanjut, Sukedi mengatakan tremor menerus tersebut menunjukkan bahwa adanya aktivitas gempa dangkal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kabupaten Sleman Prioritaskan Pembangunan Pertanian

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement