Advertisement
Pengamat Usul Representasi Indonesia Timur Harus Warnai Kabinet Jokowi-Ma'ruf
Bakal capres cawapres Pilpres 2019, Joko Widodo (kanan) dan Ma'ruf Amin saat tiba di RSPAD untuk tes kesehatan yang diselenggarakan KPU, Jakarta, Minggu (12/8). - ANTARA/Akbar N
Advertisement
Harianjogja.com, TERNATE - Representasi daerah, khususnya dari Indonesia Timur harus mewarnai kabinet yang akan dibentuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Hal tersebut disampaikan pengamat politik dari Universitas Khairun Ternate Nurdin Muhammad.
"Saya kira putra-putri di Indonesia Timur, baik kalangan profesional maupun politisi ada yang memenuhi syarat untuk dipilih masuk dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf," katanya di Ternate, Jumat (16/8/2019).
Menurut dia, perlunya representasi daerah mewarnai kabinet Jokowi-Ma'ruf selain untuk menguatkan persatuan Indonesia, juga untuk memberi peluang kepada putra-putri dari seluruh Indonesia untuk berbakti membangun bangsa melalui kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Kalau representasi daerah diabaikan dalam pembentukan kabinet Jokowi-Ma'ruf, kata Nurdin Muhammad, dikhawatirkan akan menyuburkan persepsi negatif masyarakat di daerah, terutama di wilayah Indonesia Timur mengenai perlakuan pemerintah pusat terhadap daerah.
Ia melihat munculnya ekspresi ketidakpuasan masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia, seperti di Papua dengan munculnya gerakan separatis, itu harus menjadi catatan penting bagi pemerintah pusat untuk memberikan perhatian serius terhadap kepentingan daerah, termasuk dalam pembentukan kabinet.
Menyinggung figur yang akan diposisikan sebagai Jaksa Agung, apakah dari kalangan profesional atau politisi, Nurdin Muhammad berpendapat sebaiknya dari kalangan profesional untuk menjaga marwah institusi penegak hukum itu.
"Kalau Jaksa Agung dari politisi, dikhawatirkan akan terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum, terutama jika menangani kasus hukum yang melibatkan orang dari parpol yang satu warga dengan Jaksa Agung," katanya.
Ia mengatakan banyaknya suara miring yang muncul di masyarakat terkait penegakan hukum dalam kepemimpinan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo yang selama ini diketahui sebagai kader salah satu partai politik semakin menguatkan pandangan perlunya Jaksa Agung dari kalangan profesional.
"Namun, dalam memilih kalangan profesional untuk menjadi Jaksa Agung harus pula melihat rekam jejak yang bersangkutan, terutama dari segi integritas serta pola pikir dan perilaku dalam menyikapi setiap masalah hukum yang berkembang di masyarakat," katanya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
- KPK Tegaskan Perceraian Ridwan Kamil Tak Ganggu Kasus Bank BJB
- Baku Tembak di TN Komodo, Tim Gabungan Hadang Pemburu Liar
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dokter Ingatkan Benjolan di Leher Bisa Jadi Gejala Limfoma
- KSPI Kawal UMP 2026, Ini yang Disarankan untuk Diterapkan
- Bawaslu Bantul Perkuat Kemitraan Lintas Sektor Awasi Pemilu
- Korban Bencana Aceh Dapat 1.000 Rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi
- RUPSLB BRI Tetapkan Viviana Dyah sebagai Wakil Direktur Utama
- Libur Nataru, Pemkot Jogja Siagakan Truk Sampah di Malioboro
- 9 Destinasi Wisata Songkhla yang Populer di Thailand Selatan
Advertisement
Advertisement





