Advertisement
Singapura Disebut Tengah Mempersiapkan Pesta Hukuman Mati Terpidana Narkoba

Advertisement
Harianjogja.com, SINGAPURA- Pemerintah Singapura disebut tengah memeprsiapkan pesta eksekusi yakni hukuman mati bagi terpidana narkoba.
Perdagangan narkoba ke Singapura, negara dengan undang-undang obat terlarang paling ketat di dunia, telah meningkat baru-baru ini, kata Menteri Hukum K Shanmugam pada Rabu (31/7/2019). Pemerintah mempertahankan hukuman mati untuk kejahatan narkoba serius.
Advertisement
Kelompok hak asasi Lawyer for Liberty memperingatkan soal "pesta eksekusi" atau hukuman mati setelah permohonan pengampunan oleh sejumlah tahanan hukuman mati di Singapura kepada presiden ditolak bulan ini.
"Kami telah melihat peningkatan jumlah orang yang datang dari negara-negara yang mencoba memperdagangkan," Menteri Shanmugam mengatakan kepada Reuters.
Dia tidak merinci jenis narkoba ilegal yang diselundupkan.
Negara-kota yang makmur ini memiliki kebijakan nol toleransi untuk pelanggaran obat-obatan terlarang dan menjatuhkan hukuman penjara yang lama bagi terpidana pengguna. Ratusan orang termasuk puluhan warga asing - untuk pelanggaran narkotika telah dihukum gantung selama beberapa dekade terakhir, kata kelompok hak asasi manusia.
Kelompok HAM dan reformasi hukum yang berpusat di Malaysia, Lawyer for Liberty mengatakan bulan ini bahwa hingga 10 narapidana di Singapura ditolak permohonan grasinya pada Juli.
"Ini menunjukkan bahwa Singapura sedang mempersiapkan pesta eksekusi, sama sekali mengabaikan norma hukum internasional dan pendapat dunia yang baik," kata kelompok itu.
Singapura tidak mengungkapkan informasi kepada publik tentang petisi dan keputusan grasi.
Singapura, yang telah memperingatkan terhadap kecenderungan global untuk meringankan hukum narkoba, melaporkan 13 eksekusi pada 2018 - 11 karena pelanggaran narkoba. Amnesty International mengatakan ini adalah tahun pertama sejak 2003 bahwa jumlah penggantungan mencapai dua digit.
Secara global, Amnesty mencatat jumlah eksekusi terendah dalam dekade terakhir pada tahun 2018.
Shanmugam mengatakan jumlah eksekusi yang lebih tinggi tahun lalu juga sebagian disebabkan oleh status dalam eksekusi pada tahun sebelumnya, sementara parlemen meninjau hukuman mati.
Dia mengatakan masih ada "dukungan yang sangat kuat untuk posisi pemerintah saat ini" pada narkoba bahkan ketika beberapa negara tetangga meringankan pendirian mereka yang keras.
Malaysia, negara tetangga Singapura, parlemennya tahun lalu melakukan pemungutan suara untuk menghapus hukuman mati sebagai hukuman wajib untuk perdagangan narkoba.
Di Thailand, telah terjadi perdebatan luas tentang liberalisasi undang-undang tentang marijuana setelah obat itu disahkan untuk penggunaan medis dan penelitian pada tahun 2018.
Namun Shanmugam mengatakan Singapura mengambil sikap berbeda.
"Di tempat-tempat di mana mereka telah melegalkan ganja ... kejahatan telah meningkat ... biaya medis dan biaya rawat inap telah naik secara signifikan, jauh lebih besar daripada dolar pajak yang diharapkan negara terima," katanya.
"Mengesampingkan biaya ekonomi, biaya sosial dalam hal nyawa dan trauma dan keluarga yang sangat signifikan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Jadwal Bus Malioboro ke Parangtritis Kamis 18 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian Raja Juli Peroleh Rp6,04 Triliun
- Menkeu Purbaya Ingatkan Anak Muda Jangan FOMO dengan Investasi
- Prediksi BMKG: Kota Besar Dilanda Hujan Hari Ini
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
Advertisement
Advertisement