Advertisement
Mohamad Nasir Ingin Indonesia seperti Korea Selatan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Indonesia ke depan diharapkan semakin maju seperti Korea Selatan dan Jepang.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan mencita-citakan agar Indonesia pada 2045 berkembang menjadi Korea Selatan atau Jepang saat ini dalam hal daya saing dan pengembangan dan pemanfaatan inovasi.
Advertisement
"Saya membayangkan bagaimana Indonesia sekarang ini pada 2045 seperti Korea Selatan atau Jepang sekarang, berarti kita harus ada lompatan," kata Nasir dalam diskusi bersama media di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Ia mengatakan memang harus banyak terobosan yang dilakukan untuk sampai pada level kemajuan seperti Korea Selatan atau Jepang. Namun, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk sampai bahkan lebih baik ke depannya. Salah satu upaya adalah memfokuskan dan meningkatkan invensi dan inovasi yang dibutuhkan.
Untuk mengejar kemajuan daya saing dan inovasi, maka Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) di bawah kepemimpinan Mohamad Nasir telah mendorong lahirnya Peraturan Presiden tentang Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) untuk membawa arah pengembangan riset Indonesia ke depan.
"Peraturan rencana induk riset nasional itu ada supaya riset itu fokus, Indonesia mau dibawa ke mana," ujarnya.
Nasir mengatakan untuk pengembangan riset dan inovasi maka, ada 10 fokus yang telah dipetakan yakni pangan dan pertanian; kesehatan dan obat-obatan; teknologi, informasi dan komunikasi; transportasi; material maju; pertahanan dan keamanan; energi baru terbarukan; maritim; kebencanaan; dan sosial humaniora.
Pembangunan Indonesia ke depan harus berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi sehingga mempercepat kemajuan dan meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di kancah global serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain rencana induk riset nasional, Nasir mengatakan pembentukan badan riset dan inovasi nasional (BRIN) juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan daya saing dan inovasi Indonesia, karena badan ini akan mengkonsolidasikan lembaga penelitian dan pengembangan serta mengintegrasikan dan mengeksekusi penugasan kepada lembaga penelitian dan pengembangan berdasarkan fokus riset di 10 bidang tersebut.
Dengan adanya BRIN, maka diharapkan tumpang tindih penelitian dan pengembangan dapat diatasi sehingga penggunaan anggaran akan lebih efektif dan efisien serta pelaksanaan dan pengembangan riset akan lebih terfokus dan terarah.
Badan riset dan inovasi nasional ini akan mendorong dilakukannya penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan invensi dan inovasi.
Undang-Undang Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) yang telah disahkan DPR pada 16 Juli 2019 juga akan memberikan ekosistem yang semakin kondusif bagi penelitian dan pengembangan.
Nasir juga menekankan inovasi-inovasi ke depan harus menjawab kebutuhan masyarakat dan pasar sehingga riset dan pengembangan yang strategis dan berkualitas yang diprioritaskan dan dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wakil Kepala BGN Ingatkan Program MBG Jangan Berorientasi Bisnis
- Cuaca di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini Hujan Ringan
- Pemerintah Bakal Bangun Enam Pusat Perawatan Pesawat Udara Terpadu
- 2.039 Kios Lakukan Kecurangan Penjualan Pupuk, Begini Respons Mentan
- Kemenkeu Salurkan Rp644,9 Triliun Dana Transfer ke Daerah
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Ketua Komisi VI DPR Tegur Trans7 soal Tayangan Kiai Lirboyo
- Prabowo Terbitkan UU BUMN Baru, Ubah Struktur Kementerian
- Psikolog Sarankan Orang Tua Awasi dan Dampingi Anak Main Gim
- Tersangka Korupsi Bandwidth Sleman Tetap Terima Gaji, Bahkan Naik
- Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza
- Piala Tugu Muda 2025, Momentum Kebangkitan Tenis Indonesia
- Pemkot Jogja Targetkan Pengurangan Sampah ke Depo 60 Ton per Hari
Advertisement
Advertisement