Advertisement
Promosikan Wisata Budaya, Disbud Bantul Gelar Lawatan Sejarah

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Dinas Kebudayaan Bantul kembali melanjutkan program lawatan sejarah sebagai bagian dari promosi destinasi wisata budaya dan sejarah di Bantul. Kegiatan yang dibiayai dana keistimewaan itu menyasar pelajar, guru sejarah, dan sejumlah komunitas yang ada di Bantul. Harapannya semua destinasi wisata budaya di Bantul dapat dikenal oleh masyarakat luas dan banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Kepala Bidang Sejarah, Sastra, Dan Bahasa Disbud Bantul, Dahroni lawatan sejarah yang digelar selama Juli ini diikuti sebanyak 300 peserta yang sudah berlangsung sejak Selasa (23/7/2019) hingga Kamis (25/7/2019). Mereka diajak untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti Makam Syeh Maulana Magribi dan Cepuri Parangkusumo di Parangtritis. Dua lokasi tersebut menjadi salah satu objek para peziarah dari berbagai daerah pada hari-hari tertentu seperti Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon.
Advertisement
Selain itu mengunjungi musem Pleret, Kampung Batik Imogiri, Komplek Makam Raja-raja Mataram Kotagede dan kampung kerajinan keris di Semurup, Imogiri. Dahroni mengatakan sejarah lokal Bantul penting dikenalkan karena jarang sekali dipelajari di sekolah-sekolah, “Banyak juga guru sejarah yang baru tahu sejarah sebenarnya dari tempat-tempat yang dikunjungi,” kata Dahroni, saat pelepasan peserta lawatan sejarah gelombang ketiga di Dinas Kebudayaan Bantul, Kamis (25/7/2019).
Dahroni mengatakan lawatan sejarah sudah pernah digelar tahun lalu dengan menaysar pelajar dan guru di bawah naungan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora), namun mendapat tanggapan positif dari sejumlah pihak sehingga tahun ini kembali digelar. Bahkan tahun ini rencananya akan ditambah sasarannya ke pelajar dan guru madrasah di bawah Kementerian Agama.
Ia berharap sejumlah komunitas yang ikut lawatan sejarah dapat menginformasikan kembali hasil kunjungannya kepada masyarakat luas. Sebab selama ini diakuinya banyak siswa yang studi banding ke berbagai daerah, namun tempat-tempat bersejarah di daerahnya sendiri tidak mengenalnya. “Sebelum belajar sejarah di luar, sejarah di daerah sendiri harus tahu dulu,” ujar Dahroni.
Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyanto mengatakan lawatan sejarah tahun ini merupakan kelanjutan lawatan sejarah tahun lalu sebagai bagian dari upaya mengenalkan tempat-tempat wisata budaya dan sejarah agar diketahui banyak orang. Selain dengan lawatan ,untuk mengenlkan tempat bersejaah juga dilakukan melalui penyusunan buku yang mengulas tiap lokasi berjejarah di Bantul.
Dalam catatan Dinas Kebudayaan Bantul total cagar budaya di Bantul sebanyak sekitar 51 titik, dan 32 titik di antaranya berupa bangunan. Sementara sisanya adalah dalam bentuk arca dan Lingga Yoni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Sultan HB X Jelaskan Roadmap Pariwisata Jangka Panjang 2045, Ini Isinya
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
- Kecelakaan Maut di Lereng Gunung Bromo, Jalur Penyelamat Perlu Ditambah
- Zulhas Dorong Pembentukan Kopdes Merah Putih di Pesantren
- Lelang KPK Terhadap Barang Rampasan Digelar, Ini Linknya
- Prabowo Dikabarkan Gelar Pelantikan Menteri Hari Ini
- Mantan Kapolda DIY Ahmad Dofiri Datangi Istana Presiden
Advertisement
Advertisement