Advertisement
Kabar Duka: Mantan Perdana Menteri China Li Peng Meninggal Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Mantan Perdana Menteri China, Li Peng dilaporkan meninggal dunia akibat menderita kanker kandung kemih, Senin (22/7/2019). Dilansir dari kantor berita Xinhua, Mantan ketua Komite Tetap Kongres Rakyat China itu meninggal dalam usia 90 tahun.
Li dikenal dunia sebagai salah satu arsitek utama dari pecahnya demonstrasi massa pro-demokrasi di Ibu Kota pada 4 Juni 1989 atau yang dikenal dengan peristiwa Lapangan Tiananmen.
Advertisement
Meski banyak guncangan dan aksi mahasiswa berkemah selama berminggu-minggu di Lapangan Tiananmen untuk menuntut perubahan, namun Li mampu bertahan lebih dari satu deade menjadi pemimpin tertinggi Partai Komunis yang berkuasa.

BACA JUGA
Mantan Perdana Menteri Cina Li Peng (kanan) minum anggur setelah tur dengan perahu di sungai Rhine, sementara istrinya Zhu Lin (kiri)menyaksikannya, di Boppard, Jerman 6 Juli 1994./Reuters
Li mengumumkan darurat militer pada 20 Mei 1989. Dua minggu kemudian, pada malam tanggal 3-4 Juni, militer mengakhiri aksi protes berdarah yang menewaskan ratusan warga sipil tak bersenjata, namun sebagian kalangan memperkirakan korban tewas lebih dari 1.000 orang.
Meskipun keputusan untuk mengirim pasukan adalah keputusan kolektif, Li secara luas dianggap bertanggung jawab atas tindakan berdarah tersebut.
Li kemudian sering membela keputusan untuk menembaki para demonstran sebagai langkah "yang perlu dilakukan".
"Tanpa langkah-langkah ini China akan menghadapi situasi yang lebih buruk daripada di bekas Uni Soviet atau Eropa Timur," katanya dalam sebuah tur di Austria pada tahun 1994 ketika ekonomi negara itu mulai membaik.
Li tetap mendapatkan dukungan di antara jutaan pekerja di perusahaan negara karena mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap reformasi ekonomi.
Xinhua menyebut Li seorang "prajurit komunisme yang berpengalaman dan loyal, seorang revolusioner dan negarawan terkemuka, dan pemimpin partai dan negara yang luar biasa" seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (24/7/2019).
Lahir di Provinsi Sichuan di barat daya China, Li menjadi yatim ketika masih balita. Ayahnya, Li Shuoxun, seorang revolusioner Partai Komunis awal, dibunuh oleh pasukan Nasionalis.
Dia dibesarkan di masa kekuasaan Perdana Menteri Zhou Enlai, yang bersama dengan Mao Zedong menjadi pemimpin revolusi Partai Komunis China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Eksepsi Sri Purnomo Sebut Dakwaan Hibah Sleman Salah Ranah Hukum
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ibu, Klub Aquativ 21 Top Klas Bantul Gelar Bakti Sosial
- Ambulans Jadi Ruang Bersalin Bayi Kembar Saat Banjir Langkat
- PBVSI Ganti Pelatih Timnas Voli Putra dan Targetkan Asian Games 2026
- Hilang Sejak Sabtu, 2 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Belum Ditemukan
- Pemda DIY Bantu Biaya Hidup 6 Bulan Mahasiswa Terdampak Bencana
- KPRP Serap Masukan Reformasi Kepolisian lewat Public Hearing di UGM
- I.League Tegaskan Wasit Persib Vs Persija Kewenangan PSSI
Advertisement
Advertisement



