Advertisement
Taman Srigunting Kota Lama, Pernah Jadi Markas Militer Belanda
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG – Kawasan Kota Lama Semarang memang menyimpan segudang cerita. Tiap bangunan di kawasan itu memiliki kisah sejarah peninggalan zaman kolonial.
Salah satunya, yakni Taman Srigunting yang terletak di sebelah timur Gereja Blenduk. Taman yang saat ini kerap digunakan sebagai lokasi berfoto itu memang terlihat nyaman. Apalagi, banyak tumbuh-tumbuhan di taman itu sehingga memberikan kesan teduh dan sejuk.
Advertisement
Namun siapa sangka, pada zaman kolonial Belanda Taman Srigunting kerap digunakan sebagai lapangan parade militer.
Lapangan parade atau dalam bahasa Belanda yakni paradeplein merupakan tempat bagi para tentara Belanda untuk berkegiatan militer. Lapangan itu kerap digunakan tentara Belanda berlatih baris-berbaris, upacara, maupun latihan militer.
Dulu, saat digunakan kegiatan militer tentara Belanda, Taman Srigunting cukup luas. Bahkan mencakup tanah yang kini digunakan bangunan Gedung Kerta Niaga, yang terletak tepat di sisi timur taman.
Penggiat sejarah Semarang, Rukardi Achmadi, mengatakan lapangan parade itu dibangun saat VOC melakukan perluasan benteng. Perluasan dilakukan karena bertambahnya aktivitas dan perkembangan situasi.
“Jadi sejarahnya dulu Kota Lama itu adalah benteng pertahanan VOC. Bentuknya segilima kecil, bukan seluas sekarang. Awalnya, sekitar tahun 1690-an Belanda memindahkan pusat pertahanan dari Jepara ke Semarang. Jadi dibangunlah benteng di dekat Jembatan Berok. Benteng VOC kala itu sering disebut benteng lima sudut,” ujar Rukardi kepada wartawan di Semarang, Kamis (11/7/2019).
Di dalam lapangan parade tersebut dulu juga terdapat fasilitas yang bisa digunakan masyarakat Belanda, seperti sumur artetis, tugu reklame, dan gazebo untuk bermain musik.
Taman Srigunting, lanjut Rukardi, mulai dibangun akhir 1970 hingga awal 1980-an. Namun, kala itu taman belum bisa diakses untuk umum.
“Awalnya taman itu merupakan taman statis, tidak bisa diakses masuk. Hanya sebagai paru-paru kota. Dulu [taman] Tugu Muda juga sama, enggak terbuka untuk umum,” ujarnya.
Baru pada tahun 2004, mulai dibangun jalan setapat yang berada di empat penjuru taman. Hal itu dilakukan agar masyarakat bisa menikmati keindahan taman yang menjadi salah satu ikon Kota Lama Semarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
Tekan Kasus Stunting, Remaja Putri di Sleman Diberi Edukasi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Terima Penghargaan Baznas RI, Pj Gubernur: Pemprov Jateng Targetkan Penuntasan Kemiskinan
- Usai Putusan MK, KPU Bakal Tetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden-Wapres Terpilih
- Surya Paloh Hormati Politikus lain yang Memperjuangkan Hak Angket
- Gibran Tetap Selesaikan Tugas di Balai Kota Surakarta Seusai Putusan MK
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- Sekjen PDIP Berterima Kasih kepada Rakyat karena Kembali Menangi Pileg 2024
Advertisement
Advertisement