Advertisement
Siswa Pandai Kalah dengan Aturan Jarak, Ini Sulitnya Mengapus Stigma Sekolah Favorit
Kamis, 04 Juli 2019 - 08:47 WIB
Sunartono
Orang tua menginap di pinggir jalan dekat Kantor Telkom Gladak Solo demi menemani anaknya mendaftar PPBD online, Minggu (30/6/2019) malam. (Solopos - Tamara Geraldine)
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Sejak dibukanya jalur pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019, para orang tua berbondong–bondong mendatangi Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS). Beberapa orang tua mengeluhkan kebijakan zonasi PPDB online 2019.
Ketua DPKS, Joko Riyanto, mengatakan ada beberapa orang tua yang masih khawatir tidak dapat diterima di sekolah pilihan pertama. “Ada beberapa orang tua yang datang ke kantor DPKS dan ada juga yang konsultasi by phone [melalui telepon]. Mereka masih khawatir tidak bisa diterima di sekolah sesuai dengan pilihan anaknya,” ujarnya saat ditemui JIBI/Solopos di Kantor DPKS, Senin (1/7/2019).
Joko mengaku masih ada orang tua yang berpendapat anak pintar akan kalah bersaing dengan siswa yang jarak rumahnya dekat. Sedangkan anak yang tidak pernah belajar, tetapi rumahnya dekat dengan sekolah favorit bisa diterima di sekolah tersebut.
"Ada juga beberapa orang tua yang menganggap salah satu sekolah yang kualitas sarana dan prasarana [sarpras] tidak memenuhi,” ujarnya.
Dia mengaku sulit menghapus label sekolah favorit dari stigma orangtua. Padahal semua sekolah memiliki potensi untuk menjadi sekolah favorit. Pada prinsipnya, semua sekolah mampu bersaing untuk meraih peringkat atas, baik di bidang akademik maupun non akademik.
“Pada dasarnya semua anak merupakan juara di bidangnya masing-masing. Diharapkan adanya zonasi, sekolah maupun orang tua mampu melihat dan mengembangkan potensi anak di mana pun mereka bersekolah. Sistem zonasi ini juga bertujuan mengurangi jumlah siswa yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah,” ujarnya.
Dia mengatakan zonasi bertujuan baik, yakni untuk pemerataan pendidikan. Dengan begitu kebijakan zonasi perlu dikawal agar berjalan sesuai harapan pemerintah serta membawa manfaat bagi masyarakat. Masyarakat yang merasa dirugikan atau kebingungan mengenai zonasi dapat datang ke posko.
"Ada anggota DPKS yang akan mencarikan solusi,” ujarnya.
Agar zonasi berjalan baik, dia meminta sekolah melaksanakan PPDB sesuai petunjuk teknis (juknis) yang telah dikeluarkan Dinas Pendidikan Solo bagi SD dan SMP serta juknis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng bagi SMAN dan SMKN. Dia mengharapkan sekolah tidak membuat aturan sendiri. Pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan sistem zonasi PPDB guna mengetahui hasilnya.
“Bila ada kekurangan bisa dilakukan perbaikan. Ke depan agar sistem zonasi PPDB dapat membawa manfaat bagi masyarakat sehingga mereka mendapatkan pendidikan yang baik,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kata Rektor Paramadina Soal Kemungkinan Duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta 2024
- Viral ASI Perah Jadi Bubuk, IDAI Sebut Ada Risiko Kontaminasi
- Akhir Pekan Ini Cuaca di Kota-kota Besar di Indonesia Cerah Berawan, Cocok untuk Piknik
- Tiga Naskah Kuno Indonesia Ditetapkan Jadi Memory of the World oleh UNESCO
- Ini Daftar Vaksinasi Wajib bagi Jemaah Calon Haji Sebelum ke Tanah Suci
Advertisement
Liburn Akhir Pekan di Jogja Naik Trans Jogja Aja, Ini Rute Lengkapnya Menuju Tempat Wisata
Jogja
| Sabtu, 11 Mei 2024, 07:37 WIB
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Akhir Pekan Ini Cuaca di Kota-kota Besar di Indonesia Cerah Berawan, Cocok untuk Piknik
- Hendak ke Australia, 6 Warga China Terdampar di NTT, Begini Kondisinya
- Buntut Taruna Tewas, Kemenhub Bakal Rombak Kurikulum Sekolah Kedinasan
- Israel Tetap Serang Rafah Meski Tanpa Bantuan AS
- Taruna Tewas di Tangan Senior, Menhub: Penerimaan Siswa Baru STIP Ditiadakan
- KPK Tunggu Hasil Audit BPK Terkait Kasus Korupsi PT Taspen
- Ketua KPU RI Tegaskan Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur Bila Ingin Maju Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement