Advertisement
Pengamat Sebut Ada Orang Dekat Pengaruhi Sikap Prabowo
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno menyapa wartawan usai memberikan keterangan pers terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019). - ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Advertisement
Harianjogja.com, KUPANG--Sikap Prabowo Subianto yang belum mau menerima kekalahan, pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK), kemungkinan dipengaruhi oleh orang-orang di sekelilingnya. Hal tersebut disampaikan pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Marianus Kleden.
"Setahu saya Prabowo adalah seorang jenderal yang sangat cerdas sehingga pernah di-hire oleh Pemerintah Jordania untuk melatih tentara di sana. Karena itu, banyak pernyataannya yang tidak berbasis data dan pernyataan yang tidak konsisten, kemungkinan disebabkan oleh orang-orang sekelilingnya ," kata Marinus Kleden kepada Antara di Kupang, Senin (1/7/2019).
Advertisement
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan sikap Prabowo Subianto yang belum mau menerima kekalahan dalam kontestasi Pilpres 2019 lalu, dan dampaknya.
Orang-orang di sekelilingnya ini yang memang dengan sengaja mau merusak suasana dan situasi politik, kata Marianus Kleden yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unwira Kupang ini.
BACA JUGA
Prabowo Subianto, sejak Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh permohonan dalam sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) pada (27/6/2019), belum memberikan ucapan selamat kepada Jokowo-Amin.
"Saya kira sikap ini kemungkinan dipengaruhi oleh orang-orang di sekelilingnya, yang memang dengan sengaja mau merusak suasana dan situasi politik. Mengapa karena bila situasi aman, mereka kehilangan lapangan kerja," katanya.
Menurut dia, orang-orang di sekelilingnya ini, juga akan terus memprovokasi Prabowo Subianto untuk maju lagi di Pilpres 2024 mendatang.
Argumentasi yang dibangun adalah meyakinkan Prabowo bahwa pada 2024, rival terberat Prabowo sudah tidak ada lagi, tetapi yang terpenting supaya mereka tetap di-hire sebagai tim sukses, kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unwira itu.
Kemungkinan lain kata dia, situasi chaos dengan sengaja diciptakan agar Jokowi tidak berkonsentrasi menjalankan pemerintahan, dan tidak konsen mengembalikan uang negara yang diemplang ke luar negeri oleh rejim Soeharto di mana Prabowo termasuk juga di dalamnya.
Karena itu, sebagai seorang negarawan, Jokowi perlu memperhatikan orang-orang yang berada di sekeliling Prabowo demi kesatuan, keutuhan dan persatuan bangsa.
Perhatian ini bisa dilakukan, antara lain, dengan merekrut orang-orang Prabowo dalam kabinet, dan menjadi bagian dari pemerintahan baru yang dipimpin Jokowi-Amin.
Dia mengatakan, bila kelompok ini tidak diperhatikan, dan dibiarkan justeru dikuatirkan akan ada ancaman potensial terhadap integrasi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BNPB Catat 147 Ribu Rumah Rusak Akibat Banjir Sumatera
- RTD Jogja Soroti Tantangan Tata Kelola Superholding Danantara
- Serahkan KIP di UST, Titiek Dorong Ekosistem Pembelajaran Adaptif
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Rabu 17 Desember 2025
- Jadwal DAMRI Jogja ke Bandara YIA Rabu 17 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Rabu 17 Desember 2025
- Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Merauke, Tak Berpotensi Tsunami
Advertisement
Advertisement





