Advertisement
Kemarau, Ini Tanaman dengan Risiko Gagal Panen Rendah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pertanian (Distan) DIY mengimbau para petani untuk menanam tanaman hortikultura, sayuran dan palawija selama musim kemarau ini untuk menghindari risiko gagal panen.
Kepala Distan DIY Sasongko mengatakan hingga kini Distan belum mengetahui seberapa besar dampak kemarau yang terjadi terhadap pertanian di wilayah DIY. Meski begitu, Distan berharap agar para petani lebih cermat untuk melakukan pola tanam selama kemarau ini.
Advertisement
Jika salah menerapkan pola tanam maka potensi gagal panen bisa terjadi. Selama musim kemarau, bukan berarti petani tidak boleh menanam padi.
“Untuk menanam padi silakan, sepanjang ketersediaan airnya cukup. Biasanya di daerah yang dialiri irigasi. Tapi kalau daerah airnya sedikit, seperti Gunungkidul, Bantul yang atas, Sleman dan Kulonprogo yang atas sebaiknya tanam hortikultura," katanya, Minggu (23/6/2019).
Untuk daerah yang ketersediaan airnya sedikit selain tanaman hortikultura seperti sayuran, petani juga bisa menanam buah-buahan seperti semangka dan melon. Petani juga bisa menanam cabai rawit dan bawang merah.
Meskipun tidak menanam padi, namun hasil panennya dinilai juga menguntungkan bagi petani. “Kalau airnya sedikit, jangan menanam tanaman yang membutuhkan air banyak. Tinggal melihat kondisi airnya. Sekarang kebutuhan air melalui jaringan irigasi,” ujar Sasongko.
Dia meyakini para petani sudah memahami masalah pola tanam. Hal itu didasarkan pada pengalaman kemarau selama ini. Dia berharap pada September dan Oktober petani bisa menanam padi karena memasuki musim hujan. Misalnya untuk Gunungkidul, saat ini yang paling cocok tanam palawija. Untuk Kulonprogo bisa tanam sayuran, cabai-cabaian serta ubi kayu yang tak butuh banyak air.
Kepala Stasiun Kimatologi Mlati Badan Meteologi Klimatologi Geofisika Jogja Reni Kraningtyas mengatakan semua wilayah DIY sudah memasuki musim kemarau. Kondisi tersebut bisa dirasakan dari kondisi cuaca di mana hawa dingin menyerang masyarakat.
“Puncak musim kemarau kami prediksi terjadi pada Agustus mendatang,” tuturnya. Reni berharap agar masyarakat bisa mengantisipasi kekurangan air bersih dengan tetap menjaga sumber air. Dia juga berharap selama musim kemarau ini masyarakat bisa menjaga daya tahan tubuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement