Advertisement
ASN Boyolali Wajib Upacara HUT Saat Hari H Lebaran, Kemendagri : Tidak Elok..
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Boyolali berencana menggelar upacara hari jadi yang ke-172 bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Kemendagri menilai upacara itu tidak tepat dilaksanakan jika mengganggu kepentingan umum.
"Jika pagelaran upacara tersebut akan mengganggu kepentingan umum dan kurang bermanfaat untuk kesejahteraan dan ketertiban masyarakat, itu tidak elok dan tidak sesuai dengan asas umum pemerintahan yang baik," kata Plt Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik, dilansir Detik.com, Jumat (31/5/2019).
Advertisement
Pada prinsipnya, menurut Akmal, penyelenggaraan pemerintahan harus sesuai dengan asas kemanfaatan kepentingan umum. Asas itu perlu diwujudkan dalam rangka mewujudkan pemerintah yang baik.
"Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik dalam kebijakan otonom daerah, harus sesuai dengan asas pemerintahan yang baik sebagaimana diatur dalam pasal 10 UU No 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, salah satunya administrasi pemerintahan harus sesuai dengan asas umum pemerintahan yang baik, antaranya asas kemanfaatan dan asas kepentingan umum," jelas Akmal.
BACA JUGA
Akmal mengatakan Kemendagri sampai saat ini masih memantau kontroversi pelaksanaan upacara hari jadi Boyolali yang ke-172. Menurut Akmal, Kemendagri juga berencana meminta penjelasan dari Pemprov Jawa Tengah. "Kita tentunya mencermati fenomena tersebut, dan saat ini sedang kita konfirmasi dengan Pemprov Jateng. Kita akan jelaskan," ujarnya.
Sebelumnya, rencana Pemkab Boyolali menggelar upacara hari jadi ke-172 bertepatan dengan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri, menuai protes. Sejumlah orang yang tergabung dalam Forum Umat Islam Boyolali (FUIB) mengajukan keberatan atas rencana tersebut.
FUIB mendatangi kantor Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali hari ini. Mereka juga meminta upacara diundur. "Kami memberikan masukan. Yang pertama, mengajukan keberatan atas pelaksanaan (upacara) Hari Jadi Boyolali yang bertepatan dengan 1 Syawal atau 5 Juni (2019)," kata Ketua FUIB, Hufron Rofa'i, ditemui usai audiensi dengan Sekda di ruang rapat kantor Setda Boyolali, Jumat (31/5/2019).
Masukan tersebut disampaikan karena 1 Syawal adalah Hari Raya Umat Islam dan merupakan hari yang sangat sakral.
"Kita sudah terbiasa, setelah salat Ied itu kita ngumpul sama mertua, bapak ibu, sowan untuk saling maaf memaafkan, untuk saling bersilaturahmi dari tetangga ke tetangga yang lain. Itu sudah menjadi tradisi kita bersama," jelas Hufron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Sumber Air Minum dari Sumur Bor, BPKN Bakal Klarifikasi Aqua
- Jawa Tengah Bakal Memiliki KRL, Ini Bocoran Rutenya yang Dilalui
- Rahasia Menggandakan Kekayaan Ala Jeff Bezos
- Donald Trump Jadi Saksi Penandatanganan Damai Thailand dan Kamboja
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
Advertisement
Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Senin 27 Oktober 2025
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Minggu 26 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Minggu 26 Oktober 2025
- Bayi Perempuan Ditemukan Dalam Kotak Styrofoam di Prambanan Sleman
- Akbar dan Sefina Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng DIY 2025
- Pemkab Bantul Siapkan Pemulihan Pasar Seni Gabusan Pascakebakaran
- Berpolitik dengan Hati, Partai PADI Resmi Serahkan Mandat DPP DIY
- Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja Hari Ini, Minggu 26 Okt
Advertisement
Advertisement



