Advertisement
Sederet Alasan Anak-Anak Ikut Aksi 22 Mei, Ada Yang Diberi Ketapel Untuk Serang Polisi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Banyak alasan yang dilontarkan anak-anak yang ikut aksi penolakan hasil rekapitulasi pemilu 2019 pada 22 Mei lalu. Ada yang mengaku hanya ikut-ikutan teman, ingin melihat langsung demo di Jakarta, hingga diajak seorang yang diduga guru ngaji.
Di dalam situasi tersebut ada juga anak yang ingin mundur saat terjadi kericuhan namun terlanjur terjebak situasi.
Advertisement
"Ada anak-anak yang datang dengan inisiatif sendiri, diajak guru ngaji, tetapi kebanyakan mereka diajak teman dan mau melihat kerusuhan seperti apa, tetapi kemudian mereka dikasih ketapel dan batu untuk melempar polisi," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Kemensos Kanya Eka Santi di KPAI, Senin (27/5/2019).
Kanya mengatakan belum mendalami apakah anak-anak tersebut kenal dengan orang yang menyuruh mereka melempar, atau apakah ada pertemuan sebelumnya mengenai hal tersebut.
Menurut Kanya, pada kericuhan tersebut ada sekitar 52 anak dengan rentang usia dari 14-18 tahun, secara bertahap dikirimkan oleh polisi ke rumah aman milik Kementerian Sosial, pihaknya pun melakukan berbagai uji awal untuk mengetahui sebab keterlibatan anak-anak tersebut.
"Dari uji awal ini, kami belum bisa mengidentifikasi mana korban mana pelaku dan mana saksi, kami juga tetap akan menyelaraskan dengan hasil BAP dari Polda," kata dia.
Selama menerima anak-anak tersebut, sudah ada sembilan anak yang dipulangkan karena mereka hanya ikut-ikutan, sisanya yaitu 52 anak masih dilakukan pendalaman.
Anak-anak tersebut pun kini dalam masa rehabilitasi, lamanya rehabilitasi menurut dia tergantung kerentanan dari masing-masing anak.
Selama anak dalam masa rehabilitasi, menurut Kanya sebagian besar orang tua sudah menjenguk anaknya.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati mengimbau orang tua untuk senantiasa menjalin komunikasi kepada anak-anaknya agar tidak terjebak dalam situasi tersebut.
Anak-anak harus dilindungi dari dari kegiatan politik, kedua harus dilindungi dari kegiatan kerusuhan yang ada.
"Kami imbau agar jaga anak-anak, jangan libatkan mereka karena proses pemilu yang ada saat ini kelihatannya masih belum selesai," kata dia.
Dia mengatakan 52 anak yang saat ini diduga terlibat dalam kericuhan tersebut, tidak diketahui oleh orang tuanya.
"Sebaiknya anak-anak dipantau secara lebih optimal. Jangan sampai sudah dua hari tidak pulang tenang-tenang saja," kata dia.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
- Banding, Hakim Diskon Hukuman 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Jadi Seumur Hidup
- Viral, Video Rumah di Kawasan Elite di Semarang jadi Sarang Judi kena Gerebek
- Merasa Layak Menang, Pelatih Qatar Tak Peduli Tudingan Timnya Dibantu Wasit
- Cinema Visit di The Park Mall, Film Dua Hati Biru Sukses Kuras Emosi Penonton
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Baliho Menjamur di Jalanan Sleman, Lurah Banyurejo Siap Maju di Pilkada 2024
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Posko THR Resmi Ditutup, Total Ada 1.539 Aduan selama Lebaran Tahun Ini
- Ini Dia 4 Aturan Baru Visa Umrah yang Diterbitkan Arab Saudi
- Polisi Sebut Pengemudi Fortuner Ugal-ugalan Buang Pelat Nomor TNI di Lembang
- Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar
- Hari Warisan Dunia Tekankan Peran Anak Muda sebagai Pelestari Warisan Budaya Berkelanjutan
- Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Melakukan Aksi di Gedung MK
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
Advertisement
Advertisement