Advertisement
Di Desa Ini, Wanita Tidak Boleh Melahirkan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Desa Mavi Dove, Ghana yang dihuni sekitar 5.000 orang melarang wanita penduduknya hamil dan melahirkan. Hampir tidak ada bayi yang lahir di desa tersebut.
Bukan tanpa alasan, penduduk Desa Mavi Dove berpegang teguh pada kepercayaan lama. Mereka yakin melahirkan di desa itu akan membuat dewa marah. Jadi, para wanita yang hamil dibawa ke desa tetangga untuk melahirkan.
Advertisement
Dilansir Oddity Central, Rabu (20/3/2019), penduduk Desa Mafi Dove memiliki kepercayaan turun-temurun sejak zaman dulu. Pertama, penduduk tidak boleh memelihara hewan. Jadi, Anda tidak akan menemukan hewan berkeliaran di sana, kecuali burung yang kebetulan singgah. Penduduk diperbolehkan membawa hewan untuk disembelih di hari yang sama.
Desa Mafi Dove tidak memiliki pemakaman umum. Jadi, orang yang meninggal bakal dikubur di pemakaman milik desa tetangga. Menariknya lagi, hampir tidak ada penduduk yang lahir di desa tersebut. Sebab, melahirkan dianggap sebagai hal yang tabu. Jadi, wanita hamil bakal diungsikan ke desa tetangga beberapa waktu menjelang persalinan.
Biasanya, wanita hamil dikirim keluar desa satu hingga dua bulan sebelum melahirkan. Namun, dalam beberapa kasus, wanita hamil harus dibawa keluar desa saat kontraksi. Hal ini menyebabkan bayi dalam kandungan mengalami komplikasi.
Peraturan unik di Desa Mafi Dove dikaitkan dengan leluhur, yakni seorang pemburu bernama Togbe Gbewofia Akiti. Menurut tetua desa, saat Togbe menginjakkan kaki di wilayah itu, terdengar suara dari langit yang memberi isyarat tempat itu sangat sakral. Jika ingin ditinggali, penduduk harus menaati tiga aturan, tidak ada hewan peliharaan, tidak ada kuburan, dan tidak ada persalinan.
“Di mana ada kejahatan, maka tidak akan ada perkembangan. Karena aturan ini, tidak pernah ada pertumpahan darah, kejahatan, dan sebagainya. Anda diperbolehkan membawa hewan dan menyembelihnya. Wanita boleh menstruasi, tapi tidak boleh melahirkan. Kami menjunjung tinggi aturan itu,” terang tetua Desa Mafi Dove.
Mencegah kelahiran adalah hal yang tidak mungkin. Tetua desa mengaku ada beberapa bayi yang lahir di sana. Namun, mereka menjadikan kasus tersebut sebagai pengecualian. Selanjutnya, mereka melakukan ritual bersih desa untuk menenangkan dewa.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak wanita yang melanggar aturan persalinan. Mereka nekat melahirkan di sana karena tidak mau anak-anak diasingkan oleh masyarakat. Namun, tetua desa menentang keras hal ini. Solusinya, penduduk membangun klinik bersalin di luar desa untuk memudahkan persalinan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Catat! Ini Jadwal SIM Corner di JCM dan Ramai Mall Malioboro Jogja
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Rencanakan Perluasan Lahan Parkir Gedung DPRD Kota Jogja
- Jelang El-Clasico Madrid Vs Barcelona, Ada Isu Perpecahan di Internal
- Penetapan UMK 2026 di Gunungkidul Tunggu Instruksi Pemerintah Pusat
- Titik Baru Kebakaran Hutan Gunung Rinjani Ditemukan
- Satgas Percepatan Program MBG di Sleman Libatkan Para Panewu
- Pemotongan TKD Kulonprogo Dikhawatirkan Pengaruhi Pendapatan ASN
- DPRD DIY Dorong Revisi Perda Industri Kreatif, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement