Advertisement

Jaksa Ungkap Kronologi Habib Bahar bin Smith dan Santrinya Menganiaya Dua Remaja

Newswire
Kamis, 28 Februari 2019 - 16:57 WIB
Nina Atmasari
Jaksa Ungkap Kronologi Habib Bahar bin Smith dan Santrinya Menganiaya Dua Remaja Terdakwa kasus dugaan penganiayaan terhadap remaja Bahar bin Smith menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019). - Antara Foto/M Agung Rajasa

Advertisement

Harianjogja.com, BANDUNG-- Sidang perdana kasus penganiayaan dan perampasan hak kemerdekaan dengan terdakwa Jaksa mendakwa Habib Bahar bin Smith digelar Kamis (28/2/2019).

Jaksa mengungkap kasus yang dilakukan pada dua korban berinisial CAJ (17 tahun) dan MKU (18 tahun) tersebut. Dalam pembacaan dakwaan, Jaksa menguraikan tindakan penganiayaan yang dilakukan Bahar.

Advertisement

Jaksa menjelaskan kronologi dugaan penganiayaan yang dilakukan Habib Bahar bin Smith terhadap 2 orang korbannya. Jaksa mengatakan penganiayaan tersebut bermula korban CAJ dan MKU dijemput oleh anak buah Habib Bahar bin Smith, Agil bin Faruk Al Yahya dan Muhammad Abdul Basit Iskandar pada 1 Desember 2018 lalu. Keduanya dibawa ke pondok pesantren Tajul Alawiyyin yang beralamat di Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Sampai di pesantren sekitar pukul 11.00 WIB, saksi Cahya Abdul Jabar yang pertama di interogasi oleh terdakwa. Dan karena saksi Cahya Abdul Jabar menyerahkan perbuatannya kepada saksi Muhamad Khairul Umam Al Mudzaqqi kemudian atas perintah terdakwa, saksi Abdul Basith dan dua orang lain menggunakan sepeda motor menjemput Muhamad Khairul Umam Al Mudzaqqi ke rumahnya," kata Jaksa dalam sidang perdana kasus Habib Bahar bin Smith di PN Bandung, Jalan RE Martadinata, Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019).

Tiba di ponpes Tajul Alawiyyin yang tiada lain merupakan ponpes milik Bahar, dua korban langsung diintrogasi oleh Habib Bahar bin Smith. Jaksa pun menyebutkan Habib Bahar bin Smith melakukan penyiksaan terhadap kedua korban menggunakan tangan kosong. Jaksa juga mengatakan kalau Habib Bahar bin Smith menyuruh dua korban CAJ dan MKU untuk melakukan perkelahian.

"Bahwa selama berada di dalam Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin, saksi korban Cahya Abdul Jabar dan saksi korban Muhamad Khoerul Umam Al Mudzaqqi tidak dapat berbuat apapun selain telah diinterogasi, dianiaya oleh terdakwa, oleh saksi Agil Yahya, saudara Hamdi dan oleh sekitar lima belas orang santri lainnya," jelasnya.

"Penganiayaan itu dengan menggunakan tangan kosong yang dikepalkan, ditendang dengan kaki, dengan lutut pada tubuh bagian kepala, rahang dan mata korban secara berkali-kali,"

Menurutnya, Habib Bahar bin Smith menyuruh kedua korban mengganti sarung lantaran sarung yang dipakai kedua korban sudah penuh dengan bercak darah dan akhirnya, korban masuk ke dalam ruangan. Ketika masuk ke ruangan, MKU disuruh naik ke lantai 3, kemudian dipukuli oleh 15 santri yang mondok di ponpes Tajul Alawiyyin. Aksi pemukulan itu merupakan suruhan Habib Bahar bin Smith.

"Korban Muhamad Khoerul Umam Al Mudzaqi dipukul oleh sekitar 15 orang santri di antaranya bernama saudara Sougi Alatas memukul kepala dengan menggunakan tangan kosong. Sekitar 5 sampai 10 menit kemudian korban Muhamad Khoerul Umam Al Mudzaqi kembali di bawa ke bawah," tukasnya.

Setelahnya, kedua korban dicukur paksa rambutnya hingga plontos oleh salah satu santri atas perintah Habib Bahar bin Smith. Bahkan, jaksa pun menyebut kepala plontos MKU dijadikan tempat untuk memadamkan bara rokok oleh salah satu santri.

"Kepala saksi korban Muhamad Khoerul Umam Al Mudzaqi dijadikan tempat atau asbak untuk mematikan rokok oleh salah seorang santri yang bertato. Kemudian kedua korban dibiarkan dengan dijaga santri dan baru pada pukul 22.00 WIB diperbolehkan pulang oleh terdakwa," bebernya.

Jaksa mengatakan awal mula penyiksaan yang dilakukan Bahar karena kedua korban mengaku-ngaku sebagai Bahar saat melakukan perjalanan ke Bali beberapa hari sebelum penganiayaan itu terjadi. Makanya, Bahar murka karena mendapat kabar 2 orang itu mengaku dirinya. Walhasil Bahar pun melakukan pencarian dengan menyuruh dua rekannya Agil Yahya dan Basit.

"Ini ana Bahar Bin Smith, antum bisa cari gak rumahnya karena Dia di Bali mengaku-ngaku sebagai ana, mengaku saudara ana, sampai isteri anapun dibawa-bawa, pulangnyapun dibelikan tiket pesawat, ente nggak usah bingung, cari rumahnya sama antum dan kalau ada sekarang harus bawa kesini," ucap Habib Bahar bin Smith seperti yang dituturkan jaksa dalam persidangan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, PDIP Kota Jogja Soroti Substansi Demokrasi

Jogja
| Rabu, 02 Juli 2025, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement