Advertisement
Hasil Survei, Prabowo dan Jokowi Bersaing Ketat, Selisih Elektabilitas Tinggal 3,93%
Presiden Joko Widodo menyambangi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya, di Hambalang, Bogor. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Semakin mendekati pelaksanaan pemilihan umum, para calon presiden dan wakil presiden terus berlomba meningkatkan elektabilitas.
Hasil survei terbaru Indometrik menunjukkan tingkat elektabilitas dua pasangan calon peserta Pilpres 2019, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, bersaing ketat, selisih elektabilitas Prabowo dengan Jokowi saat ini tinggal 3,93%.
Advertisement
Direktur Riset Lembaga Survei Indomatrik Syahruddin Y.S. dalam rilis survei di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan simpati publik sebesar 44,04%, sedangkan pasangan Jokowi-Maruf 47,97%. Mereka yang belum menentukan (swing voter) tetapi akan berpartisipasi dalam pilpres sekitar 7,99%.
Survei Indomatrik ini dilakukan pada tanggal 21 sampai 26 Januari 2019 dan dilaksanakan secara proporsional di 34 Provinsi dengan responden merupakan para pemilih yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah dan terdaftar di KPU sebagai pemilih yang memiliki hak pilih dalam Pilpres 2019.
BACA JUGA
Ia menyebutkan jumlah sample responden sebanyak 1.800 orang. Penentuan responden dilakukan secara random sistematis dengan "margin of error" 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95%.
Syahrudin mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo-Sandi yang bertengger di angka 44,04% ini disebabkan oleh beberapa asumsi responden, di antaranya alasan menginginkan perubahan, mampu memperbaiki ekonomi, mampu membawa Indonesia lebih baik, dan figur Prabowo-Sandi yang dipandang berkarakter tegas dan berwibawa.
Sementara itu, figur Jokowi-Maruf yang memperoleh elektabilitas sebesar 47,97% karena dianggap kerjanya terlihat, memberikan bantuan berupa materi terhadap warga, merakyat, dan berpengalaman.
Menurut Syahruddin, selisih elektabilitas antara keduanya di angka 3,93% ini karena dampak penilaian masyarakat terhadap rendahnya kinerja Jokowi yang tidak sesuai dengan janji kampanye pada Pilpres 2014.
Keunggulan elektabilitas di bawah 10% bagi petahana, menurut Syahruddin, sangatlah riskan.
"Waktu yang masih tersisa dua bulan ke depan menjadi peluang dan kesempatan emas pasangan Prabowo-Sandi dalam mengejar ketertinggalan," katanya.
Menurut dia, hasil survei yang sangat ketat ini merupakan modal bagi Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf untuk bersaing lebih keras lagi dalam mencari simpati masyarakat dalam memenangi pertarungan pada tanggal 17 April 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Setuju Pembentukan Dirjen Pesantren di Kemenag
- Sejarah Hari Santri 22 Oktober dan Fatwa Resolusi Jihad Hasyim Asyari
- Trump Soroti Logam Tanah Jarang, Fentanyl, Kedelai, dan Taiwan
- Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Satu Tahun Prabowo-Gibran
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
Advertisement
Menikah Siri, PNS Gunungkidul Dilaporkan Istri Sah ke Bupati
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- KPK Panggil Tukang Cukur Langganan Lukas Enembe Sebagai Saksi
- Seribu Penari Topeng Ireng Temanggung Beraksi di Lapangan Petarangan
- Wamen Ossy: Tanah dan Ruang Jadi Instrumen Pemerataan Kesejahteraan
- Wamen Ossy: Tanah dan Ruang Jadi Instrumen Pemerataan Kesejahteraan
- Prediksi Persib Bandung vs Selangor Malaysia Malam Ini: Pemain, H2H
- Meriahkan 16 Tahun Perjalanan, ZAP Fest 2025 Sapa Kota Yogyakarta
- BGN Tutup 122 SPPG karena Melanggar SOP
Advertisement
Advertisement



