Advertisement

Birokrasi Sarungan ala Taj Yasin Menular ke PNS Pemprov Jateng

Sugeng Pranyoto
Selasa, 05 Februari 2019 - 21:55 WIB
Budi Cahyana
Birokrasi Sarungan ala Taj Yasin Menular ke PNS Pemprov Jateng Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin (dua kiri) dan Gubernur Ganjar Pranowo (memakai surjan) saat menghadiri acara Jateng Bersholawat, memperingati Hari Santri Nasional ke-4, yang diisi dengan ceramah Habib Syekh Bin Abdul Qodir As-segaf, di Masjid Agung Jawa Tengah, 16 Oktober 2018 lalu. - Istimewa/Pemprov Jawa Tengah

Advertisement

Harianjogja.com, SEMARANG—Taj Yasin Maimoen yang mendampingi Ganjar Pranowo menjadi Kepala Daerah di Jawa Tengah (Jateng) menularkan gaya hidup nyantri di tengah-tengah aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng.

Sejak nyalon sebagai calon wakil gubernur, pria yang karib disapa Gus Yasin ini memang mudah diingat berkat tampilan santrinya. Selama empat bulan masa kampanye, Yasin selalu mengenakan baju koko atau batik berbalut sarung dan peci hitam.

Advertisement

Setelah dilantik, kostum santri masih melekat. Yasin masih mudah ditemui mengenakan sarung dan peci. Hanya saat momen khusus seperti Senin atau rapat paripurna, ia mengenakan seragam ASN atau jas.

Kostum khas kalangan santri itu kini menular ke sejumlah pegawai di Pemprov Jateng, terutama para staf di ruang Tata Usaha Wakil Gubernur. Pada momen tertentu, para ASN ikut-ikutan bersarung, menyesuaikan tampilan Taj Yasin.

Padahal, Gus Yasin mengaku tidak pernah meminta ajudan dan stafnya berpakaian serupa dirinya. Penyesuaian diri itu inisiatif pribadi orang-orang di sekelilingnya.

"Pernah suatu ketika, saya menghadiri acara di Institut Pesantren Mathali’ul Falah [Ipmafa] Magoyoso Pati. Saya mengenakan sarung. Sampai di sana, para santri justru memakai celana panjang. Kata mereka, untuk menghormati saya sebagai wakil gubernur. Malah jadi kebalik," kata dia saat ditemui di Rumah Dinas Wakil Gubernur Jalan Rinjani, Gajahmungkur, Semarang, beberapa waktu lalu.

Bersarung dalam berbagai kesempatan, menurut Yasin, sudah menjadi kebiasaan sejak kecil. Lahir di lingkungan Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, pada 2 Juli 1983, seluruh pendidikan dasar hingga menengah Gus Yasin dihabiskan di Madrasah Ghozaliyah Syafi'iyah, Sarang, Rembang.

Lulus pada 2001, ia berangkat kuliah ke Universitas Ahmad Kaftaro, Damaskus, Suriah. Selepasnya, Gus Yasin kembali ke Sarang, mengajar di ponpes ayahandanya, KH Maimoen Zubair, sambil berwiraswasta.

Karier politiknya dimulai ketika bergabung di keluarga besar Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pun ketika akhirnya terpilih jadi anggota DPRD Jateng periode 2014-2019, aktivitas mengajar di ponpes tak lantas terhenti, bahkan hingga saat ini.

Di tengah kesibukannya menjadi orang nomor dua di Jateng, ia tetap menyiasati waktu agar bisa tetap mengajar. Hampir saban Sabtu mulai pagi hingga sebelum bakda asar ia menyempatkan mengajar kitab Bulughul Marom, tauhid dan tafsir Yasin. Jika benar-benar tak bisa tatap muka, mengajar jarak jauh melalui video call pun ia lakoni.

Tiap Kamis malam, rumah dinas Wagub juga rutin menggelar pengajian  yang diikuti para santri di Kota Semarang dan sekitarnya.

Di mata Gus Yasin, dunia santri dan pemerintahan tak jauh berbeda. “Sama-sama mendedikasikan diri dan memberi manfaat bagi masyarakat,” kata penyuka tempe goreng ini.

Namun ia mengaku masih harus belajar banyak hal dan menyesuaikan diri, seperti misalnya harus belajar soal anggaran dan berbagai aturan perundang-undangan.  Gus Yasin tak malu bertanya dan belajar kepada asisten maupun kepala dinas. Ia justru malu kalau sampai berbuat salah gegara tak mau bertanya.

Pesan ayahnya, KH Maimoen Zubair, selalu ia ingat. "Ada pesan dari Abah ketika saya terpilih menjadi Wagub. Tidak boleh main uang. Bahasa beliau, ora usah melok-melok main duit. Sing penting, kudu ana perubahan sing apik ana ing masyarakat," ucap suami Nawal Nur Arafah ini.

Salah satu anggota staff TU yang mengalami pergantian tujuh wakil gubernur, Triyanto, 52, mengatakan, ketika sejak Gus Yasin menjabat, seluruh karyawan selalu diajak salat berjemaah dengan diimami sendiri oleh Wagub. Hal ini menjadi pengalaman pertama sebab tidak pernah dilakukan wakil gubernur sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Petinggi Relawan Bepro Sambangi Yuni Astuti, Apresiasi Banyak Pemuda DIY Gabung ke Prabowo-Gibran

Jogja
| Sabtu, 02 Desember 2023, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement