Advertisement
19 Orang Tewas Akibat Bom di Dekat Gereja Katolik di Filipina
Ilustrasi bom, - JIBI
Advertisement
Harianjogja.com, FILIPINA--Ledakan bom terjadi di sebuah gereja Katolik di Filipina, Minggu (27/1/2019). Dari peristiwa itu, sekitar 19 orang dikabarkan tewas.
Dilansir dari kantor berita AFP, ledakan bom terjadi sebanyak dua kali. Ledakan pertama terjadi di dekat gereja katolik di Jolo saat misa berlangsung.
Advertisement
Ketika petugas keamanan mengamankan area ledakan, bom kedua kembali meledak. Dalam peristiwa tersebut warga sipil dan petugas keamanan menjadi korban.
Ledakan bom yang terjadi di wilayah Jolo itu terjadi setelah penduduk setempat mendukung wilayah otonom baru di Filipina Selatan dengan harapan bisa mengakhiri pemberontakan separatis yang telah menewaskan ratusan orang.
BACA JUGA
Namun, ada kelompok yang tidak terima dengan aksi dukungan tersebut. Untuk diketahui juga, wilayah Jolo memang telah lama diusik oleh geriliawan Abu Sayyaf yang diketahui sebagai organisasi teroris.
"Sudah pasti terorisme . Orang-orang ini tidak menginginkan perdamaian. Peristiwa ini terjadi saat undang-undang Bangsamoro diratifikasi," kata Juru bicara militer Filipina Letnan Kolonel Gerry Besana.
Jolo adalah wilayah yang berada di Bangsamoro dimana penduduknya mayoritas muslim. Mereka menyetujui Bangsamoro dijadikan wilayah otonom dengan harapan bisa menciptakan perdamaian dan pembangunan di Filipina Selatan.
Namun, beberapa kelompok menilai bahwa penetapan wilayah otonom itu hanya akan menimbulkan kecemburuan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Layani Rute Bandara YIA ke Kota Jogja dan Sleman
- BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Besar Wilayah Indonesia
- UNISA Yogyakarta Kirim Relawan Kesehatan ke Bencana Sumatera
- Kasus HIV di Kulonprogo Capai 221, Dinkes Bidik Nol di 2030
- Chelsea Singkirkan Cardiff 3-1, Lolos ke Semifinal Piala Liga
- Santiago Montiel Raih FIFA Puskas Award 2025
- Risiko Bencana Sleman Bertambah, Keracunan Pangan Disorot
Advertisement
Advertisement





