Advertisement
30 Anak Korban Bencana Sulteng Berhasil Dipertemukan dengan Keluarga
Kawasan tanah bergerak (likuifaksi) yang terjadi akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR pada 28 September 2018 di Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). - ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Advertisement
Harianjogja.com, PALU-Sebanyak 30 anak korban bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah yang dilaporkan terpisah dari keluarganya berhasil direunifikasi atau kembali ke keluarga.
"Ada 118 laporan anak yang hilang saat bencana terjadi dan 30 anak sudah berhasil direunifikasi," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial, Nahar di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (13/12/2018).
Advertisement
Nahar menjelaskan, tugas utama Kementerian Sosial khususnya Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dalam penanganan bencana di Sulteng antara lain melakukan Family Tracing and Reinification (FTR) saat kejadian bencana.
Selain itu untuk mencegah kemungkinan anak-anak korban bencana di Sulteng dibawa bukan oleh anggota keluarga, maka Kemensos membuat surat edaran dan pamflet bagaimana mengasuh yang benar.
"Di beberapa tempat kami dapat laporan dan kami telusuri seperti di Makassar, sejauh ini masih negatif setelah kami dalami mereka bersama dengan keluarganya," tambah Nahar.
Kemensos juga melakukan Layanan Dukungan Psikososial anak bersama dengan 34 mitra baik lembaga internasional maupun nasional dan telah menjangkau 20.000 anak korban bencana di Sulteng.
Salah satu bentuk layanan dukungan psikososial anak adalah mengkoordinasikan dan melaksanakan Kegiatan Pondok Anak Ceria yang berada di 10 lokasi yakni Balaroa, Dolo Selatan, Donggala, Duyu, Gunung Bale, Kawatuna, Lapangan Walikota Palu, Mamboro Boya, Masjid Agung Palu, dan Mts. Alkhairat Mamboro Palu.
"Hari ini kalau masih ditemukan anak yang belum terlayani kami gunakan mekanisme sekretariat bersama nanti akan kami cek dan tindak lanjuti," katanya.
Setelah dua bulan 15 hari pascabencana di Sulteng, kondisi anak-anak yang terdampak bencana mulai membaik ditandai dengan mereka mulai ceria, mau kembali keaktivitas mereka sebelum bencana seperti sekolah dan bermain.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah One Day For Children untuk memberikan hiburan kepada anak-anak. Kegiatan dari anak untuk anak itu diikuti sekitar 1000 anak yang menampilkan tarian, nyanyian dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bareskrim Temukan Bukti Unsur Pidana Ilegal Logging Garoga Sumut
- Gubernur Jabar Ingatkan Bandung Raya Rawan Tenggelam
- PBNU: Rapat Pleno Hotel Sultan Tak Sah dan Langgar AD/ART
- Gunung Anak Krakatau Waspada, Polda Banten Minta Warga Siaga
- Bulog Pastikan Pengalihan Beras untuk Bencana Tak Ganggu Stok Nataru
Advertisement
Pemkab Gunungkidul Tambah Anggaran Besar untuk Bonus Atlet Berprestasi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Wisata Bali Utara, Gerbang Handara Semakin Diminati Turis Mancanegara
- Permintaan Ayam Diprediksi Naik 10 Persen Saat Natal dan Tahun Baru
- Bantul Siaga Bencana, 75 Pos Siap Antisipasi Hujan dan Longsor
- PLN Pulihkan 100 Persen Listrik Sumut Pascabencana Banjir dan Longsor
- Ekspor DIY Januari-Oktober 2025 Tembus 460 Juta Dolar AS
- Dukcapil Gunungkidul dan LPKA Yogyakarta Pastikan Hak Identitas Anak
- Simulasi Tanggap Darurat Bencana Perkuat Kesiapsiagaan DIY
Advertisement
Advertisement




