Advertisement
Borobudur Cultural Feast Bakal Dimeriahkan dengan Festival Kreasi Penjor

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG- Borobudur Cultural Feast bakal digelar untuk ketiga kalinya, sejak pertama digelar pada 2016. Kegiatan yang bertempat di kawasan Candi Borobudur ini bakal dimeriahkan dengan kreasi penjor tradisional nusantara.
Koordinator Pelaksana Borobudur Cultural Feast Indro Kimpling menjelaskan festival penjor merupakan sebuah ajang lomba kreativitas seni untuk membuat rancangan penjor dengan ciri khas tradisi nusantara.
Advertisement
Ia menuturkan peserta lomba dibagi dalam dua kategori, yakni peserta dari desa-desa sekecamatan Borobudur terdiri atas 20 desa dan peserta umum meliputi wakil dari sekolah, komunitas, instansi pemerintah, instansi swasta, dan perseorangan.
"Dalam lomba ini peserta diminta untuk merancang kreasi penjor dengan standar ukuran bambu penjor pada umumnya. Penilaian penjor meliputi kriteria penampilan desain, artistik, dan kreativitas penggunaan bahan," jelasnya, kepada wartawan, Selasa (11/12/2018).
Bahan penjor dapat menggunakan kain bahan alam (kering, kayu, aksesoris, bahan bekas daur ulang). Penjor boleh menggunakan lampu penerangan mandiri atau tanpa sambungan sumber daya listrik.
Peserta desa masing-masing minimal membuat 10 penjor kreasi dengan desain berbeda untuk setiap penjor. Bahan materi pembuatan penjor diwajibkan untuk menggunakan bahan yang tahan lama serta dipasang.
Indro mengatakan penjor harus terpasang mulai 13-21 Desember 2018.
Selain festival penjor, pada Borobudur Cultural Feast juga digelar festival bregada keprajuritan. Peserta festival bregada adalah kelompok dari semua desa di Kecamatan Borobudur, masing-masing minimal beranggotakan 20 orang dan satu komandan.
Ia menuturkan peserta wajib mengenakan kostum tradisi khas Borobudur dan mengikuti kirab dengan rute lomba di seputar Taman Lumbini Candi Borobudur. Borobudur Cultural Feast ketiga ini 90 persen ditangani oleh masyarakat borobudur.
"Tema Borobudur Cultural Feast ketiga adalah Hamemayu Haruming Borobudur, yang artinya kesyukuran tiada henti untuk Borobudur. Sebuah doa perenungan permohonan kepada Tuhan YME agar kisah kejayaan masa lampau dapat senantiasa terwujud pada masa sekarang sampai nanti," katanya.
Ia mengatakan pesona tontonan yang atraktif penuh kejutan akan menumbuhkan kesan mendalam bagi para penonton untuk selalu mencintai warisan kekayaan budaya leluhur bangsa Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

PHRI Bantul Soroti Akses Jalan ke Wisata Dlingo Minim Penerangan
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Ma'ruf Amin Heran, Capres-cawapres Hanya Adu Gimmick
- Aksi Munajat Kubro 212 di Monas Doakan Keselamatan NKRI dan Kemenangan Palestina
- Anies: Indonesia Harus Jadi Penentu, Jangan Hanya Pengikut Kebijakan Internasional
- Bertemu Presiden Uni Emirat Arab, Jokowi Minta Harga Minyak Lebih Kompetitif
- Kemendagri Berharap 2024 Semua Daerah Miliki TPAKD
- LRT Jabodebek Dilengkapi Teknologi Penangkal Kecelakaan, Aman Meski Musim Hujan
- Malang Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,2
Advertisement
Advertisement