Advertisement
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Mulai Kesal dengan Amien Rais

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) mulai kesal dengan sikap tokoh senior mereka, Amien Rais.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Najih Prastiyo meminta kepada segenap pihak untuk berhenti menarik Muhammadiyah ke dalam ranah politik praktis.
Advertisement
Najih juga menyayangkan sikap Amien Rais yang kembali "menyentil" Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir sebagai orang yang mendukung salah satu calon ketua umum dan menganggapnya sebagai implementasi dari politik praktis.
"Sebelumnya beredar video Pak Amien yang mengumpulkan peserta Muktamar. Dengan terang-terangan Pak Amien menyatakan Pak Haedar dan Pak Mu’ti [Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti] mendukung Cak Nanto sebagai ketum, dan meminta Labib supaya mundur, untuk mengalahkan Fanani [calon yang didukung oleh Dahni Anzar]," jelas Najih dalam keterangan resmi, Kamis (29/11/2018).
Najih pun mengungkapkan bahwa ia sempat ber-tabayun dengan Haedar Nasir terkait polemik tersebut. hasilnya, ia menegaskan bahwa Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut tak mendorong sama sekali salah satu calon ketua umum.
"Tetapi para calon yang meminta waktu untuk ketemu. Apa yang disampaikan Pak Amien saya yakin tidak benar. Buktinya mas Labib masih maju berkompetisi dan terbukti tidak ada intervensi dari Pak Haedar sebagai PP Muhammadiyah. Yang benar adalah Pak Haedar dan Pak Mu’ti selaku PP Muhammadiyah menjawab positif, silakan maju bersama, silakan saling berkompetisi dengan baik dan jaga kebersamaan serta keutuhan Pemuda Muhammadiyah. Artinya semua didukung oleh PP Muhammadiyah. Jadi tidak benar ada intervensi seperti yang disampaikan pak Amien. Saya menyayangkan Pak Amien tidak melakukan tabayun terlebih dahulu ke PP Muhammadiyah," papar Najih.
Lebih lanjut Najih pun menilai justru Amien Rais yang melakukan politik praktis yang datang ke "arena" sebagai orang partai dan mengarahkan dukungan pada calon tertentu dihadapan peserta Muktamar.
"Sekali lagi kami menyayangkan tindakan Pak Amien yang tanpa klarifikasi, langsung menuduh calon lain sebagai titipan, apalagi baik pak Haidar maupun mas Mu'ti adalah masih kader Pak Amien itu sendiri," jelasnya.
Sebagai organisasi otonom, lanjut Najih, pihaknya berharap seluruh pihak berhenti menarik-narik Muhammadiyah dalam kepentingan partai politik yang akhirnya disangkutkan dengan dukung-mendukung salah satu calon presiden.
Muktamar ke-17 Pemuda Muhammadiyah sendiri telah usai dengan memutuskan Sunanto (Cak Nanto) sebagai Ketua Umum dan Dzulfikar A. Tawalla sebagai Sekretaris Jenderal yang baru.
"Selaku pimpinan terpilih kami juga berharap Cak Nanto mampu melanjutkan dakwah menggembirakan periode lalu dan mengawal proses hukum yang menimpa ketua umum demisioner," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement