Advertisement

AGRESI MILITER BELANDA 1 : Siswa Sekolah Penerbang Adisutjipto Napak Tilas

Sunartono
Kamis, 30 Juli 2015 - 17:20 WIB
Nina Atmasari
AGRESI MILITER BELANDA 1 : Siswa Sekolah Penerbang Adisutjipto Napak Tilas

Advertisement

Agresi Militer Belanda 1 diperingati dengan napak tilas oleh Siswa Sekolah Penerbang TNI AU Lanud Adisutjipto

Harianjogja.com, SLEMAN -  Siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI AU Lanud Adisutjipto mengikuti napak tilas operasi udara pertama, penyerangan tiga kota di Base Ops Lanud Adisutjipto Jogja Rabu (29/7/2015) pukul 04.30 WIB. Pesawat Grob G 120 TP-A buatan Jerman dipakai untuk merepresentasikan pesawat Guntai dan Cureng.

Advertisement

Dalam napak tilas, siswa penerbang mensimulasikan dan teatrikal yang dilaksanakan para siswa instruktur penerbang menggunakan pakaian kadet penerbang di era Agresi Militer Belanda I.

Mereka memerankan adegan, setelah mendapat perintah dari Perwira Operasi Komodor Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, kemudian menggelar briefing singkat serta dilanjutkan dengan pelaksanaan misi operasi rahasia atas perintah.

Misi itu merupakan perintah, Kepala Staf Angkatan Udara Komodor S. Suryadharma sebagai reaksi balasan terhadap agresi Militer Belanda I yang melaksanakan serangan udara di wilayah RI termasuk pangkalan udara di Jawa dan Sumatera.

Para siswa instruktur penerbang memerankan peristiwa pesawat Guntai dengan Kadet Penerbang Muljono dan juru tembak Abdulracman menyerang kota Semarang. Kemudian dua pesawat Cureng diterbangkan Kadet Penerbang Sutardjo Sigit dan juru tembak Sutardjo untuk menyerang Salatiga.

Sedangkan Kadet Suharnoko Harbani dan juru tembak Kaput menyerang benteng pertahanan Belanda di Ambarawa. Dalam napak tilas, mereka berangkat dari Lanud Adisutjipto atau Maguwo, untuk menggambarkan saat Agresi Militer 67 tahun pada Selasa 29 juli 1947 silam.

Danlanud Adisutjipto, Marsma TNI Imran Baidirus menjelaskan serangan udara ketika itu memperlihatkan kegigihan, keuletan, ketangguhan, keyakinan dan semangat juang para pendahulu TNI AU dalam mengemban tugas mempertahankan NKRI. Para kadet ketika itu masih berusia belia.

"Di tengah keterbatasan yang dimiliki oleh rintisan Sekolah Penerbang TNI AU ketika itu, para tentara langit tetap mampu menunjukkan darma bhakti terbaiknya sebagai bentuk eksistensi AU dalam menjaga NKRI," terangnya dalam rilis Rabu (29/7/2015).

Melalui napak tilas diharapkan agar generasi penerus TNI AU meneladani jiwa patriotisme dan rasa nasionalisme para pelaku serangan udara. "Kemudian diimplementasikan dalam tugas sesuai dengan fungsi dan peran mereka," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Sabtu 20 April 2024: Normalisasi Tanjakan Clongop hingga Kuota CPNS

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement