Advertisement
BMKG Pasang Sensor Water Level di Ujung Kulon
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sensor Water level atau alat pengukur ketinggian air akan dipasang di Ujung Kulon, Banten. Alat ini merupakan buatan SDM Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang juga
"Semua peralatan yang dipasang merupakan karya SDM muda BMKG," kata Kepala Pusat Instrumentasi Kalibrasi dan Rekayasa BMKG Hanif Andi Nugraha yang dihubungi di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Advertisement
Peralatan tersebut dibuat di BMKG dan sudah dipasang di beberapa lokasi seperti di dermaga Pulau Sebesi Lampung Selatan serta di wilayah Labuhan Banten tepatnya di PLTU Labuhan, Banten, pascatsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018.
Hanif mengatakan, sensor water level berfungsi untuk mengukur kedalaman laut atau perairan di sekitar dermaga atau pelabuhan.
Kaitannya dengan tsunami, alat tersebut digunakan sebagai bahan konfirmasi perubahan ketinggian air laut ketika terjadi tsunami, kata Hanif menambahkan.
"Intinya alat water level adalah bagian dari alat Automatic Weather Station yang sudah ada sejak tiga tahun lalu dipasang di 16 dermaga penyeberangan dan pelabuhan," katanya.
Dari 16 dermaga yang sudah dipasang sensor tersebut, dua diantaranya dipasang di Dermaga Penyeberangan Merak dan Bakauheni.
"Disaat Tsunami kemarin catatan perubahan ketinggian air laut di Dermaga Merak dan Bakuheni tidak signifikan, karena posisinya memang di dermaga yang menjorok ke daratan," ujar Hanif.
Sensor water level menggunakan sensor berupa tipe Ultrasonic yang menghitung seberapa kecepatan dari objek yang dilepaskan (berupa sinyal frekuensi) yang bersifat stasioner untuk mengukur ketinggian permukaan air laut. Data perekaman dari sensor water level akan dikirimkan langsung ke server BMKG, dan update setiap satu menit sekali untuk mengetahui ketinggian air permukaan laut di wilayah tersebut.
Dari lokasi pengamatan akan didapat data atau nilai yang akan otomatis dikirim ke BMKG server, lalu akan diolah menjadi produk dalam bentuk grafik. Dari sinilah, terlihat jenis gelombang, apakah gelombang pasang surut apa gelombang yang lain. Grafik akan terlihat berbeda ketika menggambarkan gelombang pasang surut dengan gelombang tsunami karena gelombang tsunami akan terlihat lebih signifikan dibandingkan gelombang pasang surut biasa.
"Dalam waktu dekat kita juga berencana memasang alat serupa di sisi barat Krakatau di sekitar Lampung," kata Hanif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Boyolali Kembali Diguyur Hujan Sore Ini, Simak Prakiraan Cuaca Sabtu 27 April
- Prakiraan Cuaca Klaten Sabtu 27 April: Pagi Cerah Berawan, Sore Hujan
- Bersahabat! Tidak Ada Hujan di Wonogiri pada Prakiraan Cuaca Sabtu 27 April
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Catat! Ini Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jogja Sabtu 27 April 2024
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement