Advertisement
Hati-Hati, Kecanduan Air Rebusan Pembalut Bisa Bikin Perilaku Menyimpang
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG - Sejumlah anak di Jawa Tengah belakangan marak kecanduan air rebusan pembalut yang sensasinya dianggap seperti mengonsumsi narkoba.
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng mengajak semua pihak ikut berperan aktif menangani kasus anak-anak kecanduan minum air rebusan pembalut wanita. Meski tidak masuk dalam daftar zat adiktif yang dilarang undang-undang, namun air rebusan pembalut disebut bisa menimbulkan efek fly hingga kecanduan.
Advertisement
“Ini menjadi keprihatinan, karena kalau enggak ditangani (BNN), siapa yang menangani? Kabid Brantas BNN Jateng menemukan kok ada anak merebus pembalut pada mabuk, itu rasanya seperti mendekati pakai sabu. Itulah yang membuat Kabid Brantas bukan soal hukum lagi, tapi bagaimana masyarakat ini bisa teredukasi,” kata psikolog Indra Dwi Purnomo, Kamis (8/11/2018).
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katholik (Unika) Soegijapranoto Semarang itu mengatakan, air rebusan pembalut tak hanya membahayakan kesehatan juga berdampak pada perilaku menyimpang. Anak-anak akan mudah kehilangan konsentrasi dan kesadaran. Bahkan, jika kebiasaan buruk itu tak segera ditanggulangi juga bisa berujung pada tindak kriminal.
"Mereka memang ada yang berhalusinasi, ada yang mengatakan fly. Tapi data eviden dari Dinas Kesehatan mengenai kandungan bahan kimia dalam gel pembalut kita belum tahu. Mungkin itu bisa masuk zat adiktif lainnya, cuma ini perlu didalami lagi,” tukas Indra.
Dia mengaku bekerjasama dengan BNN Jateng untuk menangani anak-anak pecandu air rebusan pembalut wanita yang tersebar di beberapa daerah. Mereka berusia 13-16 tahun yang berasal dari daerah-daerah pinggiran seperti Rembang, Pati, Purwodadi, Kudus, dan Semarang bagian timur.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah, AKBP Suprinarto, menuturkan, perlu pelibatan lintas instansi agar bisa menangani anak-anak pecandu pembalut rebus. Pemerintah harus hadir agar tak semakin banyak anak yang menjadi korban sekaligus pelaku eksperimen mencari kesenangan sesaat tersebut.
“Untuk kandungan gel, bahan kimianya apa saja perlu departemen lain yang meneliti. Termasuk anak-anak ini kan rata-rata karena kurang hiburan, mereka butuh kesenangan. Maka perlu lokasi wisata untuk refreshing, itu tentu oleh departemen yang berbeda lagi. Lalu dari pihak keluarga juga harus ikut berperan, dan ini kan ada departemen tersendiri yang menangani,” bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Pencurian Ternak di Kulonprogo Marak, 5 Kambing Hilang dalam Semalam
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Penetapan Pemenang Pilpres 2024, Prabowo: Tinggalkan Sakit Hati
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Airlangga Hartato Sebut Jokowi Milik Bangsa dan Semua Partai
- Es Krim Magnum Ditarik karena Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM
- Mendes Nilai Perubahan Iklim Dapat Diatasi Melalui Kemitraan dengan Desa
- Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas
Advertisement
Advertisement