Advertisement
Pengamat : Dukungan Parpol ke Prabowo Berpotensi Hanya Basa Basi Politik
Calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno saat deklarasi di Kertanegara, Kamis (9/8/2018) malam. - Antarafoto/Sigid Kurniawan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Pengamat menilai, dukungan politik oleh partai pada pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berpotensi hanya basa basi politik.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terancam mendapat dukungan semu dari partai politik pengusungnya, kata pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam.
Advertisement
"Dukungan politik ke pasangan ini berpotensi dihantui oleh dukungan semu alias basa-basi politik saja," kata Umam pada satu diskusi politik di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Menurut Umam, partai-partai di luar Gerindra cukup sadar bahwa mereka tidak akan mendapat "coat tail effect" dari pasangan Prabowo-Sandi dalam pemilu legislatif nanti karena baik Prabowo maupun Sandi berasal dari Gerindra.
BACA JUGA
Dengan demikian, partai akan cenderung mengamankan suara mereka di pileg ketimbang harus ikut berkeringat di laga pilpres, kata doktor politik lulusan School of Political Science and International Studies, The University of Queensland, Australia, itu.
"Di lapangan, para caleg tidak akan mengambil risiko besar untuk berhadapan dengan basis massa mereka yang cenderung mendukung pasangan Jokowi-Maruf," kata Umam.
Dengan demikian, potensi fenomena "split ticket voting" atau pembelahan suara untuk pileg dan pilpres akan lebih besar terjadi di kubu Prabowo-Sandi ketimbang di kubu Jokowi-Ma'ruf.
"Ini mungkin salah satu hal yang tidak diantisipasi oleh Prabowo dan Partai Gerindra saat dulu menentukan komposisi capres-cawapres," kata Umam yang juga peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Namun, tambah Umam, Prabowo dan Sandi yang jadi satu paket capres-cawapres akan menguntungkan Gerindra dalam pemilu legislatif.
Persoalan lain yang dihadapi Prabowo-Sandi, menurut Umam, sebagai penantang mereka belum menemukan formula politik yang ampuh untuk mendelegitimasi kredibilitas politik pemerintahan Joko Widodo di hadapan publik.
Tim Prabowo-Sandi belum mampu mengoptimalkan kemampuan analisa kritisnya untuk menemukan titik-titik lemah kebijakan petahana.
"Belum ada argumentasi 'genuine' dan memadai yang bisa dioptimalkan untuk memobilisasi opini publik guna bersama-sama mengoreksi kebijakan pemerintahan saat ini," kata Umam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah hingga 10 Desember
- Uji Klinis Vaksin Dengue Masuk Babak Baru dalam Riset Nasional
- Hakim: Uang Suap untuk Sosial Tetap Tidak Dibenarkan
- Sudan Tawarkan Pangkalan Laut ke Rusia Demi Senjata Perang
- Gubernur Bali Bakal Setop Airbnb, Dorong PAD dari Pariwisata Legal
Advertisement
Laga Voli Berakhir Tragis, Dua Suporter Ditusuk di Kulonprogo
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pertamax dan Turbo Naik, Pertalite Tetap Rp10.000
- Penjualan Xiaomi YU7 Lampaui Tesla Model Y di China
- Kulonprogo Upayakan Alokasi Dana Desa Tetap Optimal
- Pemkot Dorong Produk Lokal Perkuat Pasokan Pangan Jogja
- Filipina U-23 Ancam Indonesia di SEA Games 2025
- 2026, Kamboja Uji Coba Bebas Visa untuk Turis China
- OpenAI Tunda Iklan dan Agen, Kejar ChatGPT Lebih Andal
Advertisement
Advertisement



