Advertisement
Mantan Siswa SMAN 8 Jogja Diundang ke Markas Google & Ingin Buat Tol Digital
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Berawal dari keinginan memperkecil ukuran gim, Christopher Farrel Millenio Kusuma berhasil menemukan modern-craft data compressor saat masih duduk di bangku kelas II SMAN 8 Jogja. Remaja 18 tahun ini diundang ke markas Google dan bermimpi untuk membangun tol digital melalui kompresor data yang dilabelinya dengan nama Kecilin. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com Holy Kartika N.S.
Farrel cenderung introvert. Sejak kecil, dia lebih senang menghabiskan waktu memainkan gim dan komputer di kala senggang dari tugas-tugas sekolah atau saat pakansi.
Advertisement
Dia pernah dibuat gemas karena tak bisa mengunduh gim dengan ukuran 16 gigabita. Kuota data internetnya sedikit dan perangkat keras penyimpan file miliknya hanya enam gigabita. Padahal, Farrel sangat ingin memainkan gim itu untuk mengisi libur panjang sekolah.
“Dari situ saya terpicu ingin membuat data compressor,” ujar Farrel saat ditemui di rumahnya di Perumahan Kaliurang Pratama, Ngaglik, Sleman, belum lama ini.
Memanfaatkan mesin pencari Google, Farrel sempat menemukan gim tersebut dalam versi RAR dan ZIP. Namun, ukuran yang sudah dikompres ke dalam file masih terlampau gede.
Alih-alih mencari software lain, Farrel justru menemukan info bahwa pengembangan terakhir dari software RAR dan ZIP hanya sampai 1999. Selama 17 tahun, tidak ada lagi pengembangan baru dari kedua bentuk data compressor tersebut. Algoritma software tersebut juga sudah mentok.
“Kebetulan saya belajar tentang machine learning. Dari situ kepikiran, bisa tidak machine learning yang saya pelajari ini mengembangkan teknologi kompresor data. Akhirnya selama percobaan pertama saya bisa memperkecil file sampai 20 persen, lalu dikembangkan lagi hingga bisa memperkecil file dari 16 giga menjadi 17 megabita,” ujar Farrel.
Sejak saat itu, Farrel makin serius memperkenalkan riset dari perangkat yang dikembangkannya. Dia ikut berbagai kompetisi dan gagal 11 kali. Dia tak menyerah. Data Compression Using Neural Network and Evolution Genetic for Lossless Data yang diunggahnya ke situs internet menarik perhatian Google.
Pada Februari 2017 lalu, Farrel diundang ke markas Google di California, Amerika Serikat.
“Di Google saya dapat masukan dari banyak ahli, yang akhirnya menjadi titik balik saya untuk mengembangkan teknologi kompresi. Beberapa ahli dari Google bahkan bilang, kompresi ini suatu temuan yang luar biasa, karena sekarang ini orang cenderung menyimpan file dalam bentuk digital, dari situ saya terpacu lagi untuk mengembangkannya.”
Akhirnya, pada awal 2018, dengan nama Kecilin, software itu kemudian diikutsertakan dalam sebuah kompetisi yang digelar perusahaan BUMN.
Tol Digital
Selepas lulus dari sekolah menengah atas, Farrel prihatin akan terbatasnya akses internet dan informasi di beberapa wilayah terpencil di Indonesia. Di saat yang sama, pemerintah membangun akses dan infrastruktur di daerah terpencil.
“Ketika Presiden Joko Widodo gencar membangun infrastruktur jalan tol di daerah terpencil, saya ingin membangun tol digitalnya,” ujar anak tunggal pasangan Monovan Sakti Jaya Kusuma dan Hening Budi Prabawati ini.
Bahkan untuk mewujudkan impiannya, Farrel mundur kuliah, tak lama setelah diterima di salah satu fakultas di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sejalan dengan berkembangnya startup yang disokong perusahaan-perusahaan besar, Farrel terus memoles Kecilin.
Dia mengharapkan platform yang bergerak di bidang edukasi digital, e-commerce hingga platform digital lainnya bisa memanfaatkan teknologi Kecilin untuk memasarkan dan memperluas produknya. Farrel cukup optimistis karena setelah melalui berbagai riset, teknologi kompresor Kecilin mampu membuat gim ukuran 16 gigabita menjadi empat megabita saja.
“Misi saya lewat Kecilin, jika semua akses informasi tersebut bisa dikompresi menjadi lebih kecil, tanpa mengurangi resolusi asli dari file asli, hanya dengan jaringan sinyal 2G atau edge, mereka yang berada di daerah terpencil tetap bisa mengakses semua itu,” kata remaja kelahiran Jogja, 1 Januari 2000 itu.
Dia sedang mengurus hak paten dari alogaritma Kecilin. Teknologi yang dibuatnya tersebut tergolong sederhana, tetapi masih gres dan memberikan manfaat besar bagi dunia digital di masa yang akan datang.
Kini Farrel mengembangkan Kecilin di Jakarta sembari merancang inovasi teknologi kompresi back up data otomatis.
“Saya juga ingin mencoba mengembangkan daerah quantum machine learning. Teknologinya tidak dikembangkan menggunakan sistem komputasi biasa, tetapi komputasi kuantum. Nanti teknologi kompresinya akan lebih cepat dan lebih kecil sehingga saat mentransfer file tidak lagi perlu kuota,” ucap Farrel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Melakukan Aksi di Gedung MK
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- Kejagung Telusuri Asal Usul Jet Pribadi Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis
- Pembangunan Tol Palembang Betung Ditarget Selesai pada 2024
- Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi ke MK, Ini Imbauan Prabowo
- Palestina Kecam Veto AS Soal Keanggotaan Penuh di PBB
- Rudal Israel Dilaporkan Hantam Iran, Irak dan Suriah
Advertisement
Advertisement