Advertisement

Petani Pidie Jaya Minta Sawah Dipulihkan Pascabanjir

Newswire
Kamis, 18 Desember 2025 - 05:37 WIB
Sunartono
Petani Pidie Jaya Minta Sawah Dipulihkan Pascabanjir Petani Pidie Jaya berharap pemerintah memulihkan sawah yang rusak tertimbun lumpur pascabanjir bandang. - Antara.

Advertisement

Harianjogja.com, PIDIE JAYA—Petani di Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, meminta pemerintah segera memulihkan sawah mereka yang rusak parah akibat banjir bandang. Lumpur tebal menutup lahan dan memicu gagal panen.

Di Gampong Alue Keutapang, hanya sekitar 10 hingga 11 hektare sawah yang masih bisa ditanami. Selebihnya rusak berat atau gagal panen karena tertimbun lumpur setinggi puluhan sentimeter. Kondisi serupa juga terjadi di Gampong Babah Krueng.

Advertisement

Masyarakat menilai pemulihan sawah menjadi kebutuhan mendesak karena mayoritas warga menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Tanpa penanganan cepat, krisis ekonomi dan pangan dikhawatirkan semakin meluas.

"Masyarakat di sini bertani, dan sekarang sawah tertutup lumpur banjir, kita harap pemerintah dapat membantu mengeroknya," kata Keuchik (kepala desa) Alue Keutapang, Kafrawi, di Pidie Jaya, Rabu (17/12/2025).

Lahan persawahan di desanya seluas 175 hektare, dan akibat bencana 64 hektare rusak berat, 34 hektare di antaranya gagal panen dan 30 hektare baru selesai dipanen.

Selebihnya, banyak juga sawah yang rusak ringan akibat lumpur banjir tersebut. Sejauh ini, lahan yang masih bagus untuk ditanami kembali hanya sekitar 10-11 hektare.

"Gagal panen dan rusak berat 34 hektare, yang sudah panen rusak berat 30 hektare. Kalau yang masih bisa ditanam lagi sekitar 10-11 hektare," ujarnya.

Untuk sawah yang rusak berat itu, tambah dia, ketinggian lumpurnya mencapai 50-70 centimeter. Kondisi tersebut membuat sawah mereka hilang dan terlihat seperti tanah timbunan.

Kafrawi menyampaikan, sejauh ini tim dari Dinas Pertanian sudah turun meninjau lokasi, dan dijanjikan bakal mengambil lumpur-lumpur itu menggunakan alat berat.

"Kalau dipulihkan, Dinas Pertanian sudah turun ke lokasi, katanya mau dikerok kembali lumpurnya pakai alat berat," ujarnya.

Petani tidak bisa memaksakan diri untuk menanami padi di atas lumpur tersebut, karena saluran airnya sudah hancur tertutup lumpur, sehingga airnya tidak bisa mengalir lagi.

"Sawah sudah mengering, dampak sosial di sini pastinya kehilangan mata pencaharian, karena di sini rata-rata petani dan penjual. Karena itu, kita harapkan pemerintah dapat memulihkan sawah-sawah masyarakat ini," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Ismail, Keuchik Babah Krueng, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya. Ia menyampaikan, di daerahnya sekitar 60 hektare lahan pertanian serta masyarakat terendam lumpur banjir, bahkan sebagian hendak dipanen, kemudian gagal setelah musibah tersebut.

"Tertimbun lumpur semua yang padi belum dipotong, 60 hektare gagal panen," katanya.

Kondisi ini, kata dia, telah membuat mata pencaharian masyarakat di sana yang mayoritas petani terganggu. Diharapkan pemerintah daerah bisa memberikan solusi terbaik, mengingat persawahan di sana sudah lumpuh total.

"Masyarakat kami di sini kerjanya hari-hari ke sawah, jadi sawahnya bermasalah, maka ekonomi dan pangannya bermasalah," ujar Ismail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Antisipasi Rem Blong, Polres Bantul Siapkan Tim Ganjal Ban

Antisipasi Rem Blong, Polres Bantul Siapkan Tim Ganjal Ban

Bantul
| Kamis, 18 Desember 2025, 14:57 WIB

Advertisement

8 Rekomendasi Wisata Batam Favorit Liburan Akhir Tahun

8 Rekomendasi Wisata Batam Favorit Liburan Akhir Tahun

Wisata
| Rabu, 17 Desember 2025, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement