Advertisement

Operasi Pencarian Longsor Cilacap Resmi Ditutup

Newswire
Sabtu, 22 November 2025 - 21:57 WIB
Maya Herawati
Operasi Pencarian Longsor Cilacap Resmi Ditutup Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah bersama keluarga korban bencana tanah longsor Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (22/11/2025), melakukan tabur bunga di Worksite B-2. ANTARA - HO/Basarnas Cilacap

Advertisement

Harianjogja.com, CILACAP—Setelah pencarian berlangsung 10 hari, Pemkab Cilacap bersama Basarnas menutup operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majengan. Hal ini dilakukan setelah keluarga dua korban yang belum ditemukan menyatakan ikhlas dan menyetujui penghentian operasi.

“Operasi pencarian dinyatakan ditutup pada hari Sabtu (22/11), pukul 16.00 WIB,” kata Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Sabtu (22/11/2025).

Advertisement

Menurut dia, penutupan dilakukan setelah keluarga dua korban yang belum ditemukan menyampaikan keikhlasan dan menandatangani surat pernyataan penghentian pencarian.

Dua korban yang belum ditemukan tersebut adalah Maysarah Salsabila (14) dari keluarga Parkim di Worksite A-1 dan Vani Hayati Lanjarsari (12) dari keluarga Irwanto di Worksite B-1.

“Keluarga sudah mengikhlaskan. Pagi tadi kami naik ke (Worksite) A-1 untuk tabur bunga dan sore ini kami melakukan hal yang sama di (Worksite) B1 sebagai tanda penutupan operasi,” kata Syamsul.

Ia mengatakan seluruh proses pencarian dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) operasi SAR, yakni masa pencarian tujuh hari pertama kemudian diperpanjang tiga hari, sehingga total operasi berlangsung 10 hari.

Dalam kurun itu, kata dia, tim SAR gabungan mengerahkan alat berat, menjalankan penggalian manual, serta melakukan pemetaan area longsoran secara intensif.

“Semua upaya maksimal sudah dilakukan oleh tim gabungan. Namun, berdasarkan hasil evaluasi dan dialog dengan keluarga, operasi kami tutup hari ini,” katanya. Terkait dengan hal itu, dia menyampaikan ungkapan belasungkawa kepada seluruh keluarga korban.

Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah kini beralih fokus pada penanganan setelah bencana, salah satu prioritasnya berupa percepatan pembangunan hunian sementara (huntara).

Menurut dia, Pemkab Cilacap bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan lahan seluas 3,9 hektare untuk pembangunan sekitar 240 unit huntara.

“Target kami bulan ini sudah mulai dibangun, minimal 50 unit terlebih dahulu. Kami pastikan prosesnya berjalan cepat,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan huntara dirancang sebagai “rumah bertumbuh” yang nantinya berada di lokasi yang sama dengan hunian tetap (huntap).

Menurut dia, pembangunan satu satu unit huntara dapat diselesaikan dalam waktu sekitar satu minggu.

“Kalau percepatan dilakukan, keseluruhan huntara tidak sampai tiga bulan. Setelah itu baru kami ajukan hunian tetapnya kepada Menteri Keuangan melalui BNPB,” katanya.

Sebelum pembangunan itu ditetapkan secara final, kata dia, dalam waktu dekat tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan melakukan asesmen geologi di lokasi longsor.

“PVMBG akan menilai mana wilayah yang harus direlokasi. Data itu juga menjadi dasar penerbitan Surat Keputusan (SK) Bupati sebagai syarat administrasi pembangunan huntara dan hunian tetap,” katanya.

Bupati mengatakan sedikitnya 16 rumah yang terdampak langsung sudah masuk daftar prioritas relokasi.

Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah menyampaikan permohonan maaf dan apresiasi kepada seluruh unsur yang terlibat selama operasi pencarian.

“Operasi SAR hari ke-10 ini kami nyatakan selesai dan ditutup. Dua korban tidak ditemukan, masing-masing satu di lokasi A dan satu di lokasi B,” katanya selaku SAR Mission Coordinator (SMC).

Selain melibatkan personel Basarnas Kantor SAR Cilacap, kata dia, pelaksanaan operasi pencarian korban tanah longsor tersebut didukung oleh Kantor SAR Semarang, Kantor SAR Yogyakarta, dan Kantor SAR Bandung.

“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh unsur TNI, Polri, relawan, pemerintah daerah, dan potensi SAR lainnya yang telah bekerja keras selama operasi berlangsung,” kata Abdullah.

Bencana tanah longsor terjadi pada Kamis (13/11) pekan lalu sekitar pukul 19.00 WIB, serta menimbun sejumlah rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap.

Berdasarkan laporan awal seusai kejadian, jumlah warga terdampak bencana tanah longsor sebanyak 46 orang terdiri atas 23 korban selamat, dua korban meninggal dunia, dan 21 orang dalam pencarian.

Hingga berakhirnya operasi pencarian yang digelar selama 10 hari, Sabtu (22/11/2025), jumlah korban meninggal dunia dalam bencana tanah longsor di Desa Cibeunying tercatat sebanyak 21 orang, sedangkan dua lainnya tidak berhasil ditemukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Festival Lereng Merapi Suguhkan 1.000 Penari dan Ribuan Sajian

Festival Lereng Merapi Suguhkan 1.000 Penari dan Ribuan Sajian

Sleman
| Sabtu, 22 November 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement