Advertisement
Sering Memeras Pakaian Bisa Sebabkan Saraf Tangan Terjepit

Advertisement
Harianjogja.com, SAMARINDA—Aktivitas sederhana seperti memeras pakaian ternyata bisa memicu sindrom lorong karpal (CTS), kata fisioterapis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam, Novita Tri Wardani. Ia menyebut kondisi ini meningkat di kalangan ibu rumah tangga.
"Kasus pasien dari saraf tangan terjepit meningkat beberapa bulan ini dan biasanya diderita ibu-ibu rumah tangga, terutama pada aktivitas memeras pakaian," kata Novita di Samarinda, Sabtu (4/10/2025).
Advertisement
Dia menjelaskan sindrom lorong karpal (CTS) secara sederhana adalah kondisi terjepitnya saraf medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan.
"Jadi di pergelangan tangan kita itu ada yang namanya terowongan karpal, terowongan yang dilalui beberapa saraf," ujarnya.
BACA JUGA
Pada kasus CTS, saraf yang terganggu secara spesifik adalah saraf medianus.
Saraf inilah yang bertanggung jawab untuk memberikan sensasi dan mengontrol gerakan pada sebagian besar jari tangan.
Akibat penjepitan tersebut, penderita mengalami gejala khas seperti kebas, kesemutan, nyeri, bahkan hingga mati rasa.
Area yang terdampak secara spesifik meliputi jari jempol, telunjuk, jari tengah, hingga setengah dari jari manis.
Ia menerangkan bahwa saraf berfungsi untuk mempersarafi otot, sehingga jika perjalanannya terhambat, maka otot mengalami kelemahan.
Menurut Novita, banyak pasien sering keliru menganggap gejala ini sebagai tanda dari penyakit lain, misalnya kolesterol tinggi.
"Banyak yang mengeluhkan 'Duh, kenapa ya tangan kok kebas?', dan pasti identik sepertinya kolesterolku tinggi," tuturnya.
Padahal, gejala akibat kolesterol tinggi atau diabetes biasanya disertai keluhan serupa di bagian tubuh lain, seperti kaki.
Sementara itu, CTS memiliki gejala yang sangat terlokalisasi, yakni hanya terasa dari pergelangan tangan hingga jari-jari yang terdampak.
Keterlambatan dalam mendapatkan penanganan yang tepat dapat berakibat serius bagi fungsi tangan penderitanya.
Salah satu dampak buruk dari kondisi yang dibiarkan adalah terjadinya kelemahan hingga penyusutan massa otot tangan.
"Kondisi tersebut menandakan tingkat keparahan yang lebih lanjut dan membuat proses pemulihannya menjadi jauh lebih sulit," ucap Novita.
Oleh karena itu, tambah dia, sangat penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala dini CTS dan tidak meremehkannya agar dapat segera mencari pertolongan medis untuk mencegah kerusakan saraf permanen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sertifikasi Halal Jadi Pendongkrak Daya Saing UMK Kota Jogja
- Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak, Banyumas Luncurkan Program Kirana
- 7.000 Pelari Siap Ikuti Bank BPD DIY Malioboro Run 2025
- Diduga Keracunan MBG, 110 Siswa di Magelang Dilarikan ke Rumah Sakit
- Pantau Keamanan MotoGP Mandalika, Polri Gunakan Bodycam
- Berangkat dari Stasiun Kutoarjo Purworejo, Ini Jadwal KA Prameks
- Foto Pernikahan Putri Tanjung dan Guinandra Jatikusumo Menghilang
Advertisement
Advertisement