Advertisement

Krisis Nepal, 1.500 Tahanan Kabur dari Penjara

Newswire
Rabu, 10 September 2025 - 17:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Krisis Nepal, 1.500 Tahanan Kabur dari Penjara Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. ANTARA/Anadolu - as.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA–Sedikitnya 1.500 tahanan melarikan diri dari penjara Nakkhu di Lalitpur di tengah kerusuhan dan aksi demontrasi di Nepal.

Berdasarkan lapora portal Khabarhub, media setempat, saat kerusuhan terjadi penembakan di gedung markas besar Kepolisian Nepal. Sebanyak 1.500 tahanan pun ikut melarikan diri dari penjara Nakkhu, Nepal.

Advertisement

BACA JUGA: Sekjen PBB Minta Dilakukan Penyelidikan Menyeluruh Terkait Aksi Protes di Nepal

Protes massal yang sebagian besar melibatkan generasi muda, yang dijuluki media sebagai "Revolusi Gen Z", mulai berlangsung di Ibu Kota Nepal pada Senin (8/9/2025) serta telah menyebar ke sejumlah kota besar di seluruh Nepal.

Protes yang mengakibatkan bentrokan dengan polisi itu telah menewaskan 19 pengunjuk rasa dan melukai ratusan orang lainnya.

Pada 4 September otoritas Nepal memblokir sejumlah situs media sosial ternama yang gagal mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi dalam batas waktu yang ditentukan.

Pemblokiran itu akhirnya dicabut menyusul protes yang dimulai pada pada Senin lalu. Situasi di Nepal memanas setelah para pengunjuk rasa berhasil menerobos gedung parlemen, yang memaksa aparat penegak hukum menggunakan meriam air, gas air mata dan peluru tajam.

Akibatnya, sejumlah pengunjuk rasa mengalami luka, menurut laporan tersebut. Setelah terjadinya bentrokan tersebut, otoritas Kathmandu langsung memberlakukan jam malam di sejumlah distrik kota.

Presiden Nepal Mundur

Presiden Nepal Ram Chandra Paudel menyatakan mundur di tengah aksi kerusuhan yang melanda negara tersebut, menurut laporan surat kabar India Today pada Selasa.

Melalui sebuah surat permohonan, para perusuh di Nepal mengatakan bahwa negara itu telah berada di bawah kepemimpinan mereka.

Selain itu, mereka menyerukan pembentukan "pemerintahan sipil yang dipimpin seseorang yang diterima secara universal" dan penyelenggaraan pemilu segera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Viral Remaja Menenteng Celurit Bikin Resah, Polisi Tangkap 5 Pelajar

Viral Remaja Menenteng Celurit Bikin Resah, Polisi Tangkap 5 Pelajar

Kulonprogo
| Rabu, 10 September 2025, 22:07 WIB

Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot

Wisata
| Rabu, 10 September 2025, 18:22 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement