Advertisement
Aksi Demo di Berbagai Daerah Jadi Momentum Presiden Prabowo untuk Berbenah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Aksi demonstrasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menjadi momentum bagi Presiden Prabowo Subianto untuk mendengarkan suara asli rakyat. Aksi ini dipicu oleh rasa muak dengan pernyataan, kebijakan, tingkah pola para penyelenggara negara yang menyakiti hati mereka.
"Saya berulang kali menyampaikan, bahwa bangsa ini adalah bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur. Sehingga moral dan etika menjadi filter utama. Karena sesuatu yang tidak dilarang bukan berarti boleh. Karena bisa jadi hal itu menyakiti hati rakyat kebanyakan yang semakin miskin," kata Anggota DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Senin (1/9/2025).
Advertisement
BACA JUGA: Begini Dampak Demo pada Perekonomian Menurut Ekonom DIY
Menurut LaNyalla, nilai-nilai luhur itu terkikis sejak nilai Pancasila tidak lagi nyambung secara utuh dengan pasal-pasal hasil Amandemen Konstitusi pada tahun 1999-2002 silam. Karena Amandemen saat itu telah mengubah sistem bernegara hasil rumusan para pendiri bangsa.
"Karena kedaulatan rakyat tidak lagi di tangan MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat, yang lengkap diisi oleh Utusan Golongan dan Utusan Daerah. Tapi kedaulatan rakyat sejak Amandemen telah diserahkan kepada Partai Politik dan Presiden terpilih," katanya.
Dia mengatakan, semangat kolektivisme, yang menjadi ciri bangsa Indonesia sejak dulu, telah hancur digerus oleh individualisme. Gaya hidup santun, telah digerus menjadi gaya hidup hedon. Kecintaan kepada negeri dan rakyat sudah berganti menjadi pemujaan terhadap komoditas dan kelompok.
"Muak rakyat yang menjadi amuk rakyat ini harus segera direspons. Menertibkan dan menindak aksi anarkis yang merusak fasilitas umum memang harus dilakukan. Tetapi, menertibkan dan mengganti penyelenggara negara yang melukai hati rakyat lebih penting," ujar LaNyalla.
Menurutnya, jika pernyataan, kebijakan, tingkah pola penyelenggara negara yang ‘terekam jejak digitalnya’ pernah melukai rakyat tidak ditertibkan dan ditindak, maka upaya keras Presiden untuk memutar kemudi kapal besar Indonesia menuju kedaulatan dan kebangkitan Indonesia akan menjadi paradoks. Karena injustice hanya menghasilkan civil unrest.
"Ayo pak Presiden. Dengar suara asli rakyat. Buka istana dan undang kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki akal sehat, kejujuran dan nurani. Undang juga semua ketua umum partai di Senayan. Umumkan sesuatu yang melegakan hati rakyat," katanya.
"Sampaikan juga niat baik Anda untuk memutar kemudi kapal besar Indonesia ini. Memutar untuk kembali ke jalan yang benar. Tunjukkan navigasinya. Dan tunjukkan hambatan apa saja yang akan Anda singkirkan, karena mengganggu setang kemudi," ujar LaNyalla.
"Saya percaya niat baik Anda. Saya telah membaca buku Anda: Paradoks Indonesia. Saya tahu keinginan Anda untuk menerapkan Pasal 33 UUD 1945, Ayat 1,2 dan 3, dan lainnya dalam semangat sebagai patriot," tambahnya.
Karena itu, sambung LaNyalla, Prabowo harus didukung oleh sistem bernegara yang mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat. Seluruh pemerintahan Prabowo harus kembali ke Pancasila. Pemerintah harus koreksi sistem bernegara liberal yang tidak cocok untuk negara kepulauan ini.
"Ini momentum. Sebagai inspirasi, saya tuliskan penggalan bait syair lagu karya Iwan Fals yang berjudul “Negeriku”," kata Ketua DPD RI ke-5 itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Demo 1 September: Sekolah di Jogja Terapkan Pembelajaran Daring
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Muhaimin: Tuntutan Demonstran Jadi Momentum Evaluasi Wakil Rakyat
- PAN Pecat Eko Patrio dan Uya Kuya dari Kursi DPR RI
- Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol dan Anggota Kabinet
- Viral Narasi TNI Terlibat Provokasi Demo, Kapuspen: Hoaks
- Prabowo Sebut Tunjangan Anggota DPR Bakal Dicabut
- Megawati Dampingi Prabowo di Istana, Bahas Kondisi Bangsa
- Presiden Prabowo Ingatkan Adanya Gejala Makar
Advertisement
Advertisement